Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kunjungi Indonesia, Ketua MPR China Temui Prabowo di Istana Besok
Advertisement . Scroll to see content

China Kecam Peraih Hadiah Nobel karena Kaitkan Virus Korona dengan Kediktatoran

Selasa, 17 Maret 2020 - 10:42:00 WIB
China Kecam Peraih Hadiah Nobel karena Kaitkan Virus Korona dengan Kediktatoran
Mario Vargas Llosa (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

BEIJING, iNews.id - China mengecam peraih Hadiah Nobel Sastra yang juga politikus asal Peru, Mario Vargas Llosa, terkait tulisannya soal virus korona atau Covid-19.

Dalam artikel yang dipublikasikan surat kabar Spanyol El Pais dan surat kabar Peru La Republica, Vargas Llosa menyebut dampak virus korona tak akan separah ini jika China negara demokrasi.

"Tidak seorang pun tampaknya mengatakan, semua ini tidak akan terjadi di dunia jika China merupakan negara bebas dan demokratis ketimbang diktator," kata pemenang Hadiah Nobel Sastra tahun 2010 itu, seperti dilaporkan kembali AFP, Selasa (17/3/2020).

Pria 83 tahun itu menambahkan, seorang dokter di Wuhan serta beberapa orang lainnya sebenarnya sudah mendeteksi virus ini sejak awal. Namun pemerintah China tidak mengambil tindakan yang tepat, melainkan menyembunyikan informasi dan membungkam suara sang dokter.

"Mereka membungkam suara-suara yang masuk akal ini dan mencoba menahan informasi, seperti halnya kediktatoran," ujarnya.

Pernyataan tersebut langsung ditanggapi keras oleh Kementerian Luar Negeri China, melalui kedutaan besar di Peru.

"Kami menghormati kebebasan berekspresi tapi tidak berarti memfitnah dan memberikan stigmatisasi sewenang-wenang," demikian pernyataan Kedutaan Besar China untuk Peru.

Kedutaan meminta penulis novel itu untuk tidak menyebarkan pendapat tidak bertanggung jawab serta berprasangka tanpa arah.

Menurut kedutaan, pernyataan Vargas Llosa yang menyebut virus korona berasal dari China juga tidak akurat.

"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejauh ini belum dapat mengidentifikasi asal Covid-19," kata kedutaan.

Virus korona sejauh ini diyakini berasal dari pasar hewan liar dan seafood di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei.

China pertama kali memberi tahu WHO pada akhir Desember 2019 tentang wabah pneumonia yang tidak biasa di Wuhan. Sepekan kemudian para pejabat Hubei mengumumkan telah mengidentifikasi virus baru. Setelah itu kasus virus korona di luar China terdeteksi, yakni di Thailand.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut