Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pria Ini Dipecat dari Pekerjaan gara-gara Sering Izin ke Toilet
Advertisement . Scroll to see content

China Kembangkan Aplikasi Ponsel Pintar demi Pantau Muslim di Xinjiang

Jumat, 03 Mei 2019 - 08:38:00 WIB
China Kembangkan Aplikasi Ponsel Pintar demi Pantau Muslim di Xinjiang
Populasi etnis Uighurs di China mencapai 45 persen di Xinjiang. (FOTO: GETTY IMAGES/AFP)
Advertisement . Scroll to see content

BEIJING, iNews.id - Organisasi Human Rights Watch menyatakan China sudah mengembangkan aplikasi ponsel pintar untuk memantau warga di Xinjiang.

Dalam laporan yang dirilis Kamis (2/5), organisasi hak asasi manusia tersebut mengatakan aplikasi digunakan polisi untuk mengetahui apakah ada tindakan yang mereka anggap mencurigakan, misalnya bersosialisasi dengan tetangga.

Aplikasi juga mengumpulkan data, misalnya besaran listrik yang digunakan oleh warga.

Sejauh ini belum ada komentar resmi dari pemerintah Cina tentang aplikasi tersebut.

Human Rights Watch menyebut, etnis Muslim Uighur yang tinggal di Xinjiang, kerap dipersekusi di China.

Sementara PBB menyatakan terdapat laporan yang kredibel bahwa sekitar juta warga di Xinjiang menerima tindakan yang mereka gambarkan sebagai bagian dari upaya memerangi terorisme dan ekstremisme.

'Sistem pengawasan paling menganggu'

Menurut laporan organisasi hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW), aplikasi ini digunakan oleh para pejabat untuk merekam dan menyimpan informasi tentang orang-orang. Secara khusus, aplikasi ini menargetkan "tipe orang 36" yang harus diperhatikan oleh pihak berwenang.

Ini termasuk orang-orang yang jarang menggunakan pintu depan rumah mereka, menggunakan jumlah listrik yang tidak normal, dan orang-orang yang melakukan ibadah haji tanpa izin negara.

Laporan itu tidak menyebutkan secara eksplisit etnis manapun yang secara khusus ditargetkan, namun "tipe orang 36" termasuk imam tidak resmi -para pemimpin Islam- dan mereka yang mendalami doktrim Wahabi.

Informasi yang diambil dari aplikasi kemudian diinput ke dalam sistem pusat platform operasi gabungan terpadu (IJOP) - sistem utama untuk mengawasan massal di Xinjiang, kata HRW.

"IJOP adalah salah satu sistem pengawasan massa paling mengganggu di dunia," kata Peneliti senior China dari HRW, Maya Wang, seperti dilaporkan BBC, Jumat (3/5/2019).

"Sistem ini mengumpulkan informasi dari pos-pos pemeriksaan di jalan, pompa bensin, sekolah, menarik informasi dari fasilitas ini dan memantau perilaku "tak biasa" mereka yang memicu peringatan kepada pihak berwenang."

Aplikasi ini diperoleh dan dianalisis oleh HRW dalam kerja sama dengan Cure53, sebuah perusahaan keamanan berbasis di Berlin, Jerman.

Selain operasi di Xinjiang, China juga memiliki 170 juta kamera pengawas atau CCTV di seluruh penjuru negeri dan jumlahnya diperkirakan melonjak menjadi 400 juta kamera pada 2020.

"Semua ini adalah bagian dari tujuan China untuk membangun apa yang disebutnya jaringan pengawasan kamera terbesar di dunia".

China juga membuat sistem "kredit sosial" yang dimaksudkan untuk menghitung skor perilaku dan interaksi publik semua warga negaranya.

Tujuannya adalah pada 2020, setiap orang di China akan terdaftar dalam basis data nasional yang luas yang mengumpulkan informasi fiskal dan pemerintah, termasuk pelanggaran lalu lintas, dan menyaringnya menjadi daftar peringkat setiap warga negara.

Kamp penahanan China

Xinjiang merupakan wilayah semi-otonom dan setidaknya, secara teori, memiliki wewenang untuk memerintah daerahnya sendiri. Etnis Uighur, salah satu suku minoritas Muslim di China, memiliki populasi sebesar 45 persen di Uighur.

Laporan HRW muncul ketika China menghadapi pengawasan atas perlakuannya terhadap mereka dan minoritas lainnya di Xinjiang.

Komite hak asasi manusia PBB menyebut, setidaknya, satu juga warga Uighur ditahan di kamp-kamp penahanan di Xinjiang.

Seorang anggota komite PBB mengatakan, dia prihatin dengan laporan bahwa China mengubah wilayah otonom Uighur menjadi suatu yang menyerupai kamp penahanan besar-besaran.

Sebuah investigasi BBC tahun lalu mengungkap apa yang tampak sebagai "struktur penjara besar" dibangun di Xinjiang dalam beberapa tahun terakhir.

China sendiri menyatakan bangunan itu adalah pusat pelatihan kejuruan yang digunakan untuk mendidik dan mengintegrasikan Muslim Uighur ke komunitas masyarakat China dan menjauhkan mereka dari separatisme dan ekstrimisme.

"Semua orang dapat melihat bahwa orang-orang dari semua etnis di Xinjiang hidup dan bekerja dalam kedamaian dan kepuasan dan menikmati kehidupan yang damai dan maju," kata Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut