China Minta Dukungan ASEAN, Sebut Kehadiran AS Picu Konflik di Laut China Selatan
BEIJING, iNews.id - China menuduh Amerika Serikat mendorong militerisasi di Laut China Selatan. Kehadiran AS di Laut China Selatan disebut hanya memicu konflik ketimbang menciptakan keseimbangan.
Ketegangan AS-China di Laut China Selatan diperkirakan akan mendominasi pembicaraan dalam konfrensi tahunan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) tahun ini. Konferensi virtual ASEAN itu terjadi hanya beberapa hari setelah Beijing meluncurkan rudal balistik sebagai bagian dari latihan tembak langsung di perairan yang menjadi titik ketegangan.
Beijing mengklaim sebagian besar Laut China Selatan yang kaya sumber daya dengan menggunakan patokan sembilan garis putus-putus (nine dash lines). Klaim inilah yang kemudian memicu sengketa karena Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina, dan Taiwan juga mengaku memiliki teritori atas jalur perdagangan utama di Asia-Pasifik itu.
Hadir sebagai undangan dalam konferensi daring ASEAN, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi menyinggung keterlibatan AS--yang tidak memiliki teritori di Laut China Selatan--justru membahayakan stabilitas negara-negara Asia Tenggara. Sebab, kehadiran AS berpotensi mendorong militerisasi di Laut China Selatan.
Wang menegaskan kepentingan terbesar China di perairan itu adalah perdamaian dan stabilitas, sebaliknya menyebut AS menciptakan ketegangan dan mencari keuntungan.
"Amerika Serikat menjadi faktor paling berbahaya yang merusak perdamaian di Laut China Selatan," kata Wang Yi dikutip dari kantor berita Xinhua, Kamis (10/9).
China telah memperkuat klaimnya atas Laut China Selatan dengan membangun pulau kecil di terumbu karang menjadi pangkalan militer lengkap dengan landasan terbang dan fasilitas pelabuhan.
Langkah Beijing itu sebagai bentuk penolakan terhadap keputusan pengadilan internasional yang didukung PBB pada 2016 bahwa klaimnya tidak memiliki dasar hukum.
KTT ASEAN tahun ini adalah pertemuan pertama sejak AS mengumumkan sanksi terhadap puluhan perusahaan China atas pembangunan pulau-pulau buatan di perairan yang disengketakan oleh Beijing.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo menuduh Partai Komunis China (CPC) terlibat dalam "pola yang jelas dan intensif untuk menindas negara-negara tetangganya.
Editor: Arif Budiwinarto