Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Formas Buka Jalan Investasi China, KEK Batang Disiapkan Jadi Lokomotif Industri
Advertisement . Scroll to see content

China Rotasi Ribuan Pasukan di Hong Kong, Tegaskan Akan Pulihkan Stabilitas

Kamis, 29 Agustus 2019 - 10:49:00 WIB
China Rotasi Ribuan Pasukan di Hong Kong, Tegaskan Akan Pulihkan Stabilitas
Tentara Pembebasan Rakyat China (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

HONG KONG, iNews.id - Militer China menyebut akan memberikan kontribusi baru dalam menjaga stabilitas keamanan di Hong Kong. Pernyataan itu disampaikan bersamaan dengan rotasi ribuan personel Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di Hong Kong, Kamis (29/8/2019).

Dilaporkan kantor berita Xinhua, para personel angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara China sudah memasuki Hong Kong.

"Tentara Pembebasan Rakyat China melakukan rotasi personelnya untuk ke-22 kali pada Kamis, sejak Hong Kong diserahkan pada 1997. Disetujui oleh Komisi Militer Pusat, langkah tersebut merupakan rotasi tahunan rutin dan normal sejalan dengan Undang-Undang Republik Rakyat China tentang Wilayah Administratif Khusus Hong Kong, yang menetapkan bahwa 'Garnisun Hong Kong akan mempraktikkan sistem rotasi anggotanya'," seperti dilaporkan kembali Reuters.

Saat pengumuman rotasi pasukan pada 2018 diungkapkan, jumlah tentara dan peralatan militer yang ditempatkan di Hong Kong dipertahankan, tak ada perubahan.

Namun pernyataan ini tidak ada dalam pengumuman terbaru yang berarti ada kemungkinan kekuatan militer China di Hong Kong, baik personel maupun peralatan, di pada tahun ini ditambah.

Para pengamat memperkirakan, jumlah personel PLA yang berada di Hong Kong saat ini antara 8.000 dan 10.000 orang yang ditempatkan di beberapa pangkalan.

Meski militer China mengklaim rotasi yang berlangsung pada Kamis dini hari itu rutin dilaksanakan, pelaksanaannya berlangsung beberapa hari sebelum rencana aksi unjuk rasa dan pawai besar-besaran di Hong Kong, menandai kelanjutan demonstrasi prodemokrasi yang sudah berlangsung selama 3 bulan.

China mengecam aksi unjuk rasa itu dan menuduh Amerika Serikat dan Inggris mencampuri urusan dalam negerinya.
Negara itu juga mengancam bahwa intervensi militer sangat mungkin dilakukan di Hong Kong.

Pada Selasa China memperingatkan negara asing tak ikut campur dalam unjuk rasa di Hong Kong, setelah pertemuan G7 menyerukan dihentikannya kekerasan.

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam juga tidak mengesampingkan kemungkinan meminta bantuan militer untuk memadamkan protes.

Lam mengatakan kekerasan dalam aksi unjuk rasa belakangan ini semakin serius. Meski demikian dia yakin pemerintah administratif masih bisa menangani krisis ini sendiri.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut