Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Sebut Amerika Negara Nuklir Nomor 1, Rusia Nomor 2 dan China Ke-3
Advertisement . Scroll to see content

China Tuduh Menlu AS Pompeo Memfitnah karena Sebut Muslim Uighur Ditindas

Selasa, 04 Februari 2020 - 16:51:00 WIB
China Tuduh Menlu AS Pompeo Memfitnah karena Sebut Muslim Uighur Ditindas
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bertemu dengan warga Kazakh yang mengatakan anggota keluarga mereka ditahan di Xinjiang, China, di kediaman Duta Besar AS di Nur-Sultan pada 2 Februari 2020. (FOTO: KEVIN LAMARQUE / POOL / AFP)
Advertisement . Scroll to see content

TASHKENT, iNews.id - Kedutaan besar China di Uzbekistan menuduh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo melakukan fitna. Kecaman itu terlontar setelah Pompeo mengangkat isu umat Islam di wilayah Xinjiang selama kunjungan ke Asia Tengah.

"Tidak peduli berapa kali itu diulang, kebohongan tidak menjadi kebenaran. Upaya apa pun untuk memfitnah China dan menabur perselisihan dalam hubungan persahabatan antara China dan negara-negara Asia Tengah pasti akan kalah," demikian pernyataan kedutaan, seperti dilaporkan AFP, Selasa (4/2/2020).

Pompeo pada Senin (3/2/2020) mengakhiri kunjungan diplomatik selama sepekannya dengan mengunjungi Uzbekistan. Di sana dia bertemu dengan para pemimpin negara mantan Soviet dan menteri luar negeri dari lima 'stan' bekas Soviet di Asia Tengah.

Di Uzbekistan dan Kazakhstan sehari sebelumnya, Pompeo mengemukakan apa yang disebutnya "penindasan" China terhadap Muslim di Xinjiang.

Di Kazakhstan, dia juga bertemu dengan warga yang mengatakan mereka memiliki anggota keluarga yang hilang atau dipenjara di perbatasan di wilayah tersebut.

Rekan Pompeo di Uzbekistan, Abdulaziz Kamilov, mengatakan bahwa negaranya ingin menghindari konsekuensi politik yang tidak menguntungkan dengan China, lantaran persaingan di wilayah mereka, ketika ditanya soal potensi dampak negatif dari investasi dan pengaruh China.

Tidak satu pun dari lima negara -Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan- yang secara terbuka mengkritik China atas Xinjiang.

Lebih dari satu juta etnis Uighur, Kazakh, dan minoritas lainnya diyakini dipenjara sebagai bagian dari tindakan keras di wilayah Xinjiang.

Baik Rusia maupun China menikmati kepentingan istimewa di Asia Tengah, dengan AS berjuang mengimbangi dalam beberapa tahun terakhir.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut