Covid Varian Amazon Disebut-sebut 3 Kali Lebih Menular
BRASILIA, iNews.id – Varian virus corona yang teridentifikasi di wilayah Amazon, Brasil, kemungkinan tiga kali lipat lebih menular. Akan tetapi, analisis awal menunjukkan bahwa vaksin yang ada saat ini masih efektif melawannya, menurut Menteri Kesehatan Brasil, Eduardo Pazuello, Kamis (11/2/2021), tanpa menyertakan bukti.
Varian baru Covid-19 itu telah menyerang Kota Manaus di Brasil dengan gelombang kedua wabah. Pazuello pun berupaya meyakinkan para anggota parlemen bahwa lonjakan kasus dalam beberapa bulan belakangan memang tidak terduga, namun masih di dalam kendali.
Dalam rapat Senat Brasil, dia juga menyampaikan bahwa pemerintah akan memvaksinasi setengah dari populasi yang memenuhi syarat negara Amerika Selatan itu per Juni nanti. Sementara, sisanya akan mendapat suntikan per akhir tahun ini.
Brasil memulai vaksinasi dengan vaksin corona buatan Sinovac asal China dan AstraZeneca asal Inggris sejak tiga pekan lalu. Pazuello tidak menjelaskan lebih lanjut efektivitas kedua vaksin tersebut melawan varian Amazon yang dianalisis.
“Puji Tuhan, kami menerima berita dari analisis bahwa vaksin-vaksin tersebut masih mempunyai efek terhadap varian (Amazon) ini. Namun varian ini lebih menular. Menurut analisis kami, tiga kali lebih menular,” kata Pazuello.
Kementerian Kesehatan Brasil memang belum merilis informasi mengenai hasil analisis tersebut. Hingga berita ini diunggah, kementerian itu juga belum memberikan komentar terkait pernyataan Pazuello itu.
Institut Butantan di Sai Paulo, yang bermitra dengan Sinovac untuk pengujian dan produksi vaksin Covid, menyebutkan bahwa pihaknya telah memulai kajian tentang varian Manaus Amazon. Namun lembaga itu belum dapat memberikan kesimpulan hingga dua pekan mendatang.
Sementara pusat biomedis Fiocruz di Rio de Janeiro, yang bermitra dengan AstraZeneca, menyatakan bahwa pihaknya tengah mempelajari efikasi vaksin yang dikembangkan Universitas Oxford itu terhadap varian Amazon. Mereka telah mengirimkan sampelnya ke Oxford, Inggris, dan kini sedang menunggu hasilnya.
Editor: Ahmad Islamy Jamil