Dalam Sehari, 21 Orang Tewas di Maroko karena Gelombang Panas
RABAT, iNews.id - Gelombang panas di Maroko menewaskan sedikitnya 21 orang hanya dalam tempo 24 jam di pusat kota Beni Mellal, Kamis (25/7/2024) pekan lalu. Hal itu terungkap lewat pengumuman kementerian kesehatan setempat belum lama ini.
Dilansir dari AFP, Departemen Meteorologi Maroko menyatakan bahwa suhu yang meningkat telah memengaruhi sebagian besar wilayah negara Afrika Utara tersebut dari Senin (22/6/2024) hingga Rabu (24/7/2024) pekan lalu. Jarum termometer menunjukkan angka 48 derajat Celsius di beberapa wilayah.
"Sebagian besar kematian (di Beni Mellal) melibatkan orang-orang yang menderita penyakit kronis dan orang lanjut usia, dengan suhu tinggi yang berkontribusi terhadap memburuknya kondisi kesehatan mereka," ungkap direktorat kesehatan wilayah setempat dalam sebuah pernyataan.
Maroko telah mengalami kekeringan selama enam tahun berturut-turut. Rekor suhu panas tercatat pada musim dingin ini. Januari 2024 menjadi bulan terpanas di negara itu sejak 1940, menurut Departemen Meteorologi Maroko.
Meningkatnya suhu dan kekeringan yang berpanjangan, yang telah menurunkan tingkat ketinggian air di waduk. Kondisi ini menjadi ancaman bagi sektor pertanian yang vital di Maroko.
Menurut Menteri Air Maroko, Nizar Baraka, penguapan air di negara itu mencapai 1,5 juta meter kubik per hari pada akhir Juni. Rekor suhu tertinggi di Maroko, yaitu 50,4 derajat Celsius, terjadi pada Agustus tahun lalu di Agadir, di bagian selatan negara tersebut.
Para ilmuwan telah menghubungkan perubahan iklim dengan cuaca ekstrem yang lebih lama, lebih kuat, dan lebih sering terjadi, termasuk gelombang panas.
Editor: Ahmad Islamy Jamil