Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Viral Raffi Ahmad Beli Tas Ivan Gunawan Rp500 Juta untuk Bangun Masjid di Yokohama
Advertisement . Scroll to see content

Data Alat Peredam Gempa di Ratusan Gedung di Jepang Dimanipulasi

Rabu, 17 Oktober 2018 - 16:02:00 WIB
Data Alat Peredam Gempa di Ratusan Gedung di Jepang Dimanipulasi
Tokyo Skytree (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

TOKYO, iNews.id - Perusahaan yang memasok peralatan peredam guncangan gempa bumi untuk gedung-gedung di Jepang, KYB, serta anak usahanya, Kayaba System Machinery, mengakui telah memanipulasi atau memalsukan data.

Menurut keterangan Kementerian Pertanahan Jepang, hampir 1.000 gedung dan struktur di Jepang menggunakan alat peredam guncangan buatan KYB.

Kementerian menolak menyebut bangunan-bangunan apa saja yang terkena dampak manipulasi data ini, namun media lokal menyebut, bangunan yang terkenal di kalangan turis yakni Tokyo Skytree termasuk di antaranya. Tokyo Skytree merupakan struktur tertinggi di dunia dengan ketinggian 634 meter yang juga dijadikan sebagai kantor pemerintah Tokyo.

Ribuan alat peredam yang diproduksi antara Maret 2000 hingga September 2018 terlibat dalam skandal ini dan harus diperiksa segera.

Kementerian juga menginstruksikan kepada KYB dan Kayaba System Machinery untuk mengubah bagian-bagian yang dimanipulasi datanya sesegera mungkin serta menyelidiki mengapa kasus ini bisa terjadi.

"Kami tidak tahu bagaimana dan mengapa data dipalsukan dan kami telah memerintahkan (perusahaan) untuk menyelidiki penyebab dan menyerahkan laporannya," kata seorang pejabat kementerian, dikutip dari AFP, Rabu (17/10/2018).

Sementara itu, perusahaan menjamin pemalsuan data ini tak memengaruhi kualitas alat miliknya dalam meredam guncangan sampai pada skala gempa tertinggi sekali pun.

"Saya meminta maaf secara tulus dan mendalam," kata Presiden KYB, Yasusuke Nakajima, dalam konferensi pers, kemarin.

Peredam guncangan merupakan bagian dari sistem kompleks yang dipasang di banyak bangunan Jepang sebagai antisipasi dampak terburuk dari gempa. Alat ini dipasang di bagian fondasi bersama dengan perangkat lain untuk mengisolasi efek gempa.

Sistem ini memungkinkan bangunan-bangunan tinggi bergoyang pada level wajar untuk menyerap gelombang seismik. Gedung yang terlalu banyak goyang atau bahkan sangat sedikit berpotensi mengalami kerusakan.

Jepang berada di persimpangan empat lempeng tektonik dan mengalami gempa besar setiap tahunnya. Pada awal September, sedikitnya 44 orang tewas setelah gempa 6,6 Skala Richter menghantam utara Hokkaido.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut