Demi Keselamatan Jemaah Haji Diminta Wukuf di Tenda: Panas Arafah Tembus 47 Derajat Celsius
RIYADH, iNews.id – Wukuf di Arafah, yang merupakan puncak ibadah haji, tahun ini dihadapkan pada tantangan besar, yakni cuaca ekstrem dengan suhu diperkirakan mencapai 47 derajat Celsius, bahkan lebih. Demi menjaga keselamatan jutaan jemaah, otoritas Arab Saudi mengimbau agar seluruh aktivitas ibadah dilakukan di dalam tenda mulai pukul 10.00 hingga 16.00 waktu setempat pada Kamis (5/6/2025).
Menteri Urusan Haji dan Umrah, Tawfiq Al Rabiah, menyampaikan bahwa imbauan ini bukan hanya bersifat administratif, tetapi menyangkut nyawa.
“Kami meminta seluruh jemaah memprioritaskan keselamatan. Panas ekstrem bisa berdampak fatal,” ujarnya.
Langkah ini merupakan respons atas tragedi pada musim haji 2024 lalu, saat gelombang panas menewaskan lebih dari 1.300 jemaah. Suhu saat itu bahkan menyentuh 51,8 derajat Celsius, membuat banyak jemaah tumbang akibat dehidrasi dan kelelahan ekstrem.
Belajar dari pengalaman, tahun ini pemerintah Arab Saudi menerapkan serangkaian mitigasi. Lebih dari 250.000 personel dikerahkan, 400 unit pendingin tambahan dipasang, serta area teduh diperluas hingga 50.000 meter persegi.
Wukuf di Arafah biasanya diwarnai pemandangan jutaan jemaah yang mendaki Bukit Arafah atau Jabal Rahmah, sebuah tradisi yang sarat makna spiritual.
Namun Kementerian Kesehatan Saudi menyarankan agar jemaah tidak memaksakan diri menaiki bukit atau tempat tinggi pada siang hari. Aktivitas tersebut dinilai terlalu berisiko di tengah suhu yang membakar kulit.
Sebagai gantinya, jemaah diimbau untuk memperbanyak doa, zikir, dan ibadah lainnya di dalam tenda yang telah dilengkapi pendingin dan alat pelindung panas.
Panas bukanlah hal baru dalam pelaksanaan ibadah haji, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, suhu ekstrem menjadi ancaman nyata. Ibadah haji yang semestinya menjadi momen spiritual tertinggi umat Islam, kini juga menuntut perhatian ekstra terhadap aspek kesehatan dan keselamatan.
Dengan semangat "laa dharara wa laa dhiraar" (jangan membahayakan diri sendiri maupun orang lain), imbauan untuk beribadah di tenda menjadi pilihan bijak. Umat diingatkan bahwa menjaga nyawa juga bagian dari ibadah.
Editor: Anton Suhartono