Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nepal Memanas Demonstran Gen Z Bentrok Lagi, Polisi Terapkan Jam Malam
Advertisement . Scroll to see content

Demonstran Gen Z Nepal Bentrok Lagi Picu Jam Malam, Ini Penyebabnya

Jumat, 21 November 2025 - 07:49:00 WIB
Demonstran Gen Z Nepal Bentrok Lagi Picu Jam Malam, Ini Penyebabnya
Gelombang protes yang digerakkan Gen Z Nepal kembali memanas (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

KATHMANDU, iNews.id - Gelombang protes yang digerakkan anak muda Nepal kembali memanas. Setelah demonstrasi berdarah pada September yang menewaskan puluhan orang, bentrokan baru pecah antara aktivis Gen Z dan kelompok loyalis partai berkuasa yang telah digulingkan. 

Ketegangan yang meningkat ini memaksa pemerintah memberlakukan jam malam di Kota Simara pada Rabu dan Kamis (19–20/11/2025).

Pemicu Bentrokan Terbaru

Bentrokan kembali meletus setelah para demonstran muda menggelar aksi protes di sebuah acara Partai Komunis Nepal (Marxis-Leninis Bersatu) atau CPN (UML), yang dipimpin KP Sharma Oli, tokoh yang digulingkan sebagai perdana menteri dalam kerusuhan September.

Aksi terbarui ini berujung ricuh ketika sejumlah kader CPN (UML) diduga menyerang para demonstran. Baku hantam pecah di berbagai titik, termasuk di dekat bandara Simara.

“Kami berusaha menormalkan situasi dan mengajak mereka berdialog. Jam malam telah diberlakukan sekarang,” ujar Kepala Distrik Bara, Dharmendra Kumar Mishra, seperti dikutip dari AFP, Jumat (21/11/2025). 

Dua terduga penyerang dilaporkan sudah ditangkap.

Gen Z Menuntut Keadilan

Menurut polisi nasional Nepal, tidak ada korban luka parah dalam bentrokan 19 November. Namun para demonstran justru kembali turun ke jalan sehari setelahnya. Mereka menuntut penangkapan penuh terhadap semua pelaku penyerangan, jaminan perlindungan terhadap aktivis muda, penghapusan intimidasi dari kelompok pro-Oli.

Aksi yang terus berulang ini menunjukkan ketegangan yang belum pulih sejak September.

Akar Masalah: Luka September Belum Sembuh

Demonstrasi besar-besaran pada 8-9 September yang menewaskan 76 orang masih menyisakan trauma mendalam bagi publik Nepal. Massa membakar gedung parlemen, pengadilan, dan kantor pemerintah.

Gen Z, yang menjadi motor utama protes September, merasa perubahan politik pasca-kerusuhan belum menghasilkan keadilan, terutama terkait korban dan pelaku kekerasan. Ketika kelompok pro-Oli kembali aktif di ruang publik, kecurigaan dan kemarahan pun kembali menyala.

Demonstrasi rusuh di Nepal pada September lalu dilatarbelakangi pemblokiran platform media sosial lantaran tidak memenuhi peraturan untuk mendaftar ke Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi sesuai batas waktu yang ditentukan. Akibatnya warga tak bisa mengakses berbagai platform media sosial seperti X, Instagram, Facebook, YouTube, serta aplikasi pesan singkat WhatsApp dan Telegram. 

Namun pemerintah mencabut pemblokiran setelah demo rusuh yang awalnya menewaskan 21 orang.

Selain itu massa juga memprotes kondisi perekomian yang membuat orang-orang muda sulit mencari pekerjaan sehingga memilih bekerja di luar negeri serta maraknya korupsi.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut