Demonstrasi di Irak: 30 Orang Tewas dan 2.300 Lain Terluka
BAGHDAD, iNews.id - Protes anti-pemerintah meletus di dekat Zona Hijau di Baghdad yang dijaga aparat keamanan. Demonstrasi itu mengakibatkan setidaknya 30 orang tewas dan lebih dari 2.300 lainnya terluka.
Dalam sebuah pernyataan, Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Irak menyebut kematian terjadi setelah bentrokan antara pemrotes dan pasukan keamanan.
Bentrokan itu juga menyebabkan 2.312 orang terluka, termasuk pasukan keamanan, yang sebagian besar disebabkan oleh gas air mata.
Delapan demonstran tewas di Baghdad, sementara sembilan kematian dilaporkan terjadi di Dhi Qar, sembilan di Maysan, tiga di Basra, dan satu di Al Muthanna, menurut pernyataan itu.
Menurut sumber keamanan, pemerintah Irak memberlakukan jam malam di Basra, Wasit, Muthanna, Babil, Diwaniya, dan gubernur Dhi Qar.
Sumber-sumber lokal mengatakan, sayap militer gerakan Sadrist, Saraya Al Salam, bentrok dengan militan Gerakan Asaib Ehlilhak yang pro-Iran di Dhi Qar.
Senjata-senjata berat digunakan selama bentrokan, tetapi tidak ada rincian lebih lanjut.
Sementara itu, para demonstran mulai melakukan aksi duduk dengan mendirikan tenda di Lapangan Tahrir di Baghdad.
Komando Operasi Gabungan Angkatan Darat memperingatkan agar tidak mengambil tindakan keras bagi mereka yang mengeksploitasi demonstrasi dengan membunuh atau melukai orang, membakar properti negara, dan pribadi dan menjarah mereka.
"Kami meminta para demonstran untuk tidak mengizinkan orang-orang seperti itu bergabung dalam protes," demikian pernyataan angkatan darat, seperti dilaporkan Anadolu, Sabtu (26/10/2019).
Selama sebulan terakhir, Irak dilanda aksi protes massa anti-korupsi yang menewaskan ratusan orang. Pemerintahan Irak berturut-turut gagal mengakhiri nepotisme dan korupsi ketika pemerintah saat ini berjuang mengakhiri salah kelola dana publik.
Menurut angka Bank Dunia, Irak memiliki tingkat pengangguran kaum muda yang tinggi sekitar 25 persen. Iran juga menempati peringkat sebagai negara ke-12 paling korup di dunia oleh beberapa organisasi transparansi.
Editor: Nathania Riris Michico