Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ngerinya Perang Yugoslavia, Sniper Tembaki Warga Bosnia hanya untuk Bersenang-Senang
Advertisement . Scroll to see content

Demonstrasi Kaum Anti-Vaksin Rusuh, Polisi Semprotkan Gas Air Mata

Minggu, 10 Oktober 2021 - 09:38:00 WIB
Demonstrasi Kaum Anti-Vaksin Rusuh, Polisi Semprotkan Gas Air Mata
Protes menentang 'Green Pass' di Roma. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

ROMA, iNews.id - Sekitar 10.000 orang anti-vaksin menggelar demonstrasi memprotes kebijakan pemerintah Italia yang akan menerapkan 'Green Pas' Covid-19 kepada semua pekerja. Polisi terpaksa menyemprotkan water canon dan gas air mata karena massa bertindak rusuh dengan memaksa menerobos polisi anti huru hara.

Dilansir dari Reuters, massa terbagi menjadi dua kelompok. Yang pertama berusaha menerobos garis polisi untuk mencapai kantor pusat kota Perdana Menteri Mario Draghi. Sementara kelompok lain mencoba menerobos masuk ke markas serikat pekerja utama CGIL Italia, di Roma.

Sebelumnya, Italia berencana menjadi negara pertama di Eropa yang membuat semua pekerja memiliki Green Pass Covid-1. Ini merupakan salah satu upaya untuk mempercepat vaksinasi dan membasmi infeksi virus corona.

Green Pass merupakan sertifikat digital atau kertas yang menunjukkan seseorang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, telah dites negatif atau baru saja pulih dari virus. Green Pass pada awalnya disusun untuk memudahkan perjalanan di antara negara-negara Uni Eropa.

PM Draghi mengecam kekerasan hari Sabtu. Dia mengatakan pemerintah tetap berkomitmen untuk menyelesaikan kampanye vaksinasinya.

"Hak untuk berdemonstrasi untuk mendukung gagasan seseorang tidak akan pernah berubah menjadi tindakan agresi dan intimidasi," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

Sebaliknya, penentang Green Pass mengatakan kebijakan itu menginjak-injak kebebasan. Hal itu juga dicap sebagai cara pintu belakang untuk memaksa orang agar mau divaksin. 

Media lokal melaporkan, sekitar 10.000 orang turun ke jalan-jalan di ibukota Italia. Mereka meneriakkan kebebasan. 

beberapa tampak menerobos polisi dengan perlengkapan anti huru hara yang dikerahkan untuk menjaga akses ke kantor Draghi. CGIL, yang telah menerima sistem Green Pass untuk pekerja, mengutuk serangan terhadap kantornya.

Pimpinan CGIL, Maurizio Landini mengatakan serangan terhadap markas nasional CGIL merupakan tindakan premanisme fasis, serangan terhadap demokrasi dan dunia kerja. 

Di bawah sistem pass, setiap pekerja yang gagal menunjukkan sertifikat kesehatan yang valid mulai 15 Oktober akan diskors tanpa bayaran. Meski demikian, mereka tidak akan dipecat. 

Sekitar 80 persen dari semua orang Italia yang berusia di atas 12 tahun sekarang telah divaksinasi lengkap. Sebagian besar orang tampaknya mendukung upaya inokulasi dan penggunaan Green Pass.

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut