Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : PBB Sahkan Resolusi soal Gaza, Ini Komentar Palestina
Advertisement . Scroll to see content

Deretan Negara Tarik Dubes dari Israel akibat Perang di Gaza, Ada yang Putuskan Hubungan

Senin, 06 November 2023 - 18:39:00 WIB
Deretan Negara Tarik Dubes dari Israel akibat Perang di Gaza, Ada yang Putuskan Hubungan
Kondisi Jalur Gaza hancur lebur setelah diserang Israel. Korban tewas juga terus bertambah akibat aksi brutal tersebut. Sejumlah negara menarik dubesnya dari Israel sebagai bentuk protes. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sejumlah negara menarik duta besarnya untuk Israel sejak perang melawan Hamas. Langkah itu sebagai bentuk protes kepada Israel yang meningkatkan serangan militer hingga merenggut nyawa lebih dari 9.700 orang warga Palestina di Jalur Gaza

Negara-negara yang menarik dubes dari Israel tidak hanya Amerika Latin, tetapi juga kawasan Timur Tengah. Bolivia bahkan memutuskan hubungan diplomatik atas perlakuan Israel terhadap warga Palestina di Gaza.

Sementara Turki memanggil dubesnya pulang untuk berkonsultasi, Sabtu, 4 November 2023 lalu. Negara yang dipimpin Recep Tayyip Erdogan itu juga memutuskan kontak dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memprotes perang yang berlangsung. 

Berikut deretan negara yang menarik duta besar dan memutuskan hubungan diplomatik dari Israel, dirangkum iNews.id:

1. Bolivia

Bolivia mengumumkan telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada Selasa, 31 Oktober 2023, akibat kematian warga sipil yang disebabkan oleh perang di Jalur Gaza. Negara Amerika Latin ini menjadi negara pertama yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel atas serangan di Gaza.

"Pemerintah memutuskan untuk memutus hubungan diplomatik dengan Israel sebagai penolakan dan kecaman atas serangan militer Israel yang agresif dan tidak proporsional yang dilakukan di Jalur Gaza," kata Wakil Menteri Luar Negeri Freddy Mamani dalam konferensi pers, dilansir dari AFP.

Menteri Kepresidenan Bolivia Maria Nela Prada (Tangkapan layar video Twitter)
Menteri Kepresidenan Bolivia Maria Nela Prada (Tangkapan layar video Twitter)

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kepresidenan Bolivia Maria Nela Prada mengatakan, negaranya mendesak Israel untuk mengakhiri serangan di Jalur Gaza. Pemerintah Bolivia juga segera mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

"Kami menuntut diakhirinya serangan di Jalur Gaza yang sejauh ini telah menyebabkan kematian ribuan warga sipil dan pengungsian paksa warga Palestina," kata Maria.

Bolivia pernah mengambil sikap yang sama pada tahun 2009 silam. Mereka memilih memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Hubungan kedua negara tersebut baru membaik sekitar tahun 2019.

2. Honduras

Honduras menarik dubesnya untuk Israel, Roberto Martinez, Jumat, 3 November. Negara Amerika Latin tersebut mengutuk tindakan Israel yang disebutnya sebagai genosida dan pelanggaran serius lainnya terhadap hukum internasional di Jalur Gaza.

"Mengingat situasi kemanusiaan serius yang diderita penduduk sipil Palestina di Jalur Gaza, Pemerintahan Presiden Xiomara Castro de Zelaya memutuskan untuk segera memanggil Roberto Martinez – Duta Besar Republik Honduras di Israel – ke Tegucigalpa untuk berkonsultasi," kata Menteri Luar Negeri Enrique Reina di X atau sebelumnya Twitter, Sabtu, 4 November.

Menteri Luar Negeri Honduras Enrique Reina (Foto: Reuters)
Menteri Luar Negeri Honduras Enrique Reina (Foto: Reuters)

Reina mengatakan kepada Associated Press (AP), pemanggilan kembali duta besar tersebut sebagai cara untuk menarik perhatian terhadap situasi sipil di Gaza. Pemerintah memutuskan untuk menarik pejabatnya keluar sampai situasi lebih jelas. 

"Hubungan dengan Israel tetap stabil dan diplomat serta staf Honduras akan tetap berada di kedutaan," ujar Reina.

Reina juga menekankan poin-poin utama dari resolusi PBB baru-baru ini yang menyerukan gencatan senjata segera, penghormatan terhadap hukum kemanusiaan dan memulai dialog untuk mencari perdamaian.

3. Turki

Turki turut menarik dubes untuk Israel, Sabtu pagi, 4 November. Penarikan dubes itu sebagai bentuk keprihatinan atas tragedi kemanusiaan di Gaza dan penolakan Israel terhadap seruan gencatan senjata.

Turki bergabung dengan negara-negara yang menarik duta besar dari Israel sebagai protes terhadap pengeboman di Gaza dalam empat minggu, sejak serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober.

"(Perdana Menteri Israel) Netanyahu bukan lagi seseorang yang dapat kita ajak bicara. Kami telah menghapusnya," kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat, 3 November malam, dikutip oleh media Turki.

Infografis Pernyataan Erdogan Bikin Israel Jengkel
Infografis Pernyataan Erdogan Bikin Israel Jengkel

Langkah tersebut menjadi yang terbaru diambil Turki untuk menjauhkan diri dari Israel. Namun, tindakan tersebut tampaknya tidak mencerminkan pemutusan hubungan diplomatik kedua negara secara penuh.

"Pemutusan hubungan sepenuhnya tidak mungkin dilakukan, terutama dalam diplomasi internasional," kata Erdogan. 

"Tetapi Netanyahu memikul tanggung jawab utama atas kekerasan tersebut. Yang perlu dia lakukan adalah mengambil langkah mundur dan menghentikannya."

Sementara Dubes Israel untuk Turki, Irit Lillian telah meninggalkan Turki pada bulan Oktober menyusul peringatan dari Dewan Keamanan Nasional Israel agar tidak melakukan perjalanan ke Turki. Alasannya, kekhawatiran bahwa warga Israel dapat menjadi sasaran para pengunjuk rasa.

4. Kolombia

Kolombia menarik dubesnya untuk Israel, Margarita Manjarrez pada Selasa, 31 Oktober 2023. Momen itu bersamaan ketika Presiden Gustavo Petro memperingatkan bahwa negaranya akan memutuskan hubungan diplomatik jika pasukan Israel tidak berhenti menyerang warga sipil di Jalur Gaza.

"Saya telah memutuskan untuk memanggil duta besar kami untuk Israel untuk berkonsultasi. Jika Israel tidak menghentikan pembantaian rakyat Palestina, kita tidak bisa berada di sana," kata Petro dalam cuitannya di X, dikutip dari Anadolu.

Ia termasuk pemimpin dunia pertama yang mengutuk serangan tentara Israel di Jalur Gaza sebagai genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

Setelah Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober, Petro menunjukkan dukungannya terhadap perjuangan Palestina dan mengutuk Israel, membandingkan mereka dengan Nazi.

"Sekarang neo-Nazi menginginkan kehancuran rakyat, kebebasan, dan budaya Palestina," tulisnya di X.

"Jika kami harus menghentikan hubungan luar negeri dengan Israel, kami akan menangguhkannya. Kami tidak mendukung genosida," tulisnya.

5. Cile

Cile yang memiliki populasi warga Palestina terbesar di luar dunia Arab, telah mengambil sikap serupa. Pemerintah Cile atau juga disebut Chili menarik duta besarnya untuk Israel untuk berkonsultasi pada Selasa, 31 Oktober 2023, setelah apa yang digambarkannya sebagai pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional yang berasal dari serangan militer baru-baru ini di Jalur Gaza.

"Cile mengutuk keras dan mengamati dengan penuh keprihatinan… operasi militer ini," kata Kementerian Luar Negeri Cile dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.

Presiden Cile Gabriel Boric Font (Foto: Reuters)
Presiden Cile Gabriel Boric Font (Foto: Reuters)

Presiden Cile Gabriel Boric Font mengumumkan akan memanggil duta besarnya untuk Israel, Jorge Carvajal, untuk berkonsultasi di ibu kota Santiago.

"Cile mengecam keras dan mengamati dengan penuh keprihatinan bahwa operasi militer ini – yang pada tahap perkembangannya melibatkan hukuman kolektif terhadap penduduk sipil Palestina di Gaza – tidak menghormati norma-norma dasar hukum internasional, seperti yang ditunjukkan oleh lebih dari delapan ribu warga sipil. Korbannya, kebanyakan perempuan dan anak-anak," tulis Boric di X.

6. Bahrain

Bahrain telah mengonfirmasi mereka menarik duta besarnya dari Israel pada Kamis, 2 November 2023 lalu. Negara ini juga menangguhkan hubungan ekonomi dengan Tel Aviv di tengah serangan militer Israel di Jalur Gaza.

Parlemen Bahrain dalam pernyataannya mengatakan Duta Besar Israel Eitan Naeh telah meninggalkan Manama. Sementara utusan Bahrain, Khaled Yousif Al-Jalahma, dipanggil kembali dari Israel.

"Ini merupakan konfirmasi atas posisi bersejarah dan tegas Bahrain dalam mendukung perjuangan Palestina," kata Parlemen Bahrain, dikutip dari Anadolu.

Parlemen memuji Raja Bahrain Hamad bin Isa Al-Khalifa atas tindakannya. Mereka berjanji untuk mendorong lebih banyak keputusan dan tindakan untuk menyelamatkan nyawa warga sipil di Gaza dan seluruh wilayah Palestina.

Pernyataan pemerintah Bahrain di Manama tidak menyebutkan pemutusan hubungan ekonomi meski menyebutkan penerbangan antara kedua negara dihentikan sementara.

Namun, pengumuman Bahrain pada hari Kamis tersebut memicu reaksi yang kontradiktif dengan Israel yang bersikeras bahwa mereka belum diberitahu. Mereka mengklaim hubungan dengan Bahrain tetap stabil.

"Kami ingin mengklarifikasi bahwa tidak ada pemberitahuan atau keputusan yang diterima dari pemerintah Bahrain dan pemerintah Israel untuk memulangkan duta besar negara tersebut. Hubungan antara Israel dan Bahrain stabil," kata Kementerian luar negeri Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters. 

7. Yordania

Yordania juga telah mengumumkan pihaknya segera menarik duta besarnya untuk Israel sebagai kecaman atas serangan yang membunuh orang-orang tak berdosa di Gaza, Rabu, 1 November 2023. Pemerintahnya menuduh Israel menciptakan "bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya".

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi (Foto: Reuters)
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi (Foto: Reuters)

"Menteri Luar Negeri Ayman Safadi memutuskan untuk segera memanggil kembali duta besar Yordania untuk Israel," kata Kementerian Luar Negeri Yordania dalam sebuah pernyataan yang disiarkan media pemerintah.

Dilansir dari Al Jazeera, Ayman Safadi mengatakan, duta besar Yordania hanya akan kembali ke Tel Aviv jika Israel menghentikan perangnya di wilayah kantong tersebut dan mengakhiri krisis kemanusiaan yang ditimbulkan.

"Ini untuk mengungkapkan sikap Yordania yang menolak dan mengutuk perang Israel di Gaza yang membunuh orang tak berdosa dan menyebabkan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya.

Editor: Maria Christina

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut