Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Raja Charles Umumkan Perkembangan Pengobatan Kanker
Advertisement . Scroll to see content

Dewan HAM PBB Akan Gelar Pertemuan Khusus Bahas Kudeta Myanmar

Selasa, 09 Februari 2021 - 10:05:00 WIB
Dewan HAM PBB Akan Gelar Pertemuan Khusus Bahas Kudeta Myanmar
Dewan HAM PBB akan gelar pertemuan khusus bahas kudeta Myanmar (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JENEWA, iNews.id - Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB mengadakan pertemuan khusus pada Jumat (12/2/2021) membahas krisis di Myanmar pascakudeta menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi.

Inggris dan Uni Eropa yang pertama meminta digelarnya pertemuan tersebut lalu didukung oleh 19 dari 47 anggota forum, termasuk Jepang dan Korea Selatan yang bergabung dengan negara-negara Barat.

Amerika Serikat yang baru bergabung kembali ke Dewan HAM PBB setelah keluar sejak Juni 2018, termasuk dari 28 negara pengamat yang mendukung langkah tersebut.

Para diplomat mengatakan, negara-negara yang mendukung pertemuan sedang membahas rancangan resolusi yang akan dipresentasikan untuk diadopsi pada sesi tersebut.

Duta Besar Inggris untuk PBB di Jenewa Julian Braithwaite mengatakan, penahanan para politisi dan warga sipil Myanmar oleh militer memiliki dampak besar bagi HAm di negara itu.

Dia mengatakan, penyelidik PBB tentang HAM di Myanmar Thomas Andrews menyerukan pertemuan khusus untuk menunjukkan kepada warga Myanmar mereka tidak sendirian di saat-saat menghadapi bahaya serta membutuhkan bantuan.

"Di atas segalanya, kami harus segera merespons penderitaan warga Myanmar dan situasi HAM yang memburuk dengan cepat di sana," kata Braithwaite, dikutip dari Reuters, Selasa (9/2/2021).

Puluhan ribu warga Myanmar turun ke jalan untuk menentang kudeta pada Senin pekan lalu.

Jenderal Min Aung Hlaing yang mengambil alih kepemimpinan Myanmar pascakudeta mengatakan, pemerintahannya akan mengadakan pemilu yang baru dan menyerahkan kekuasaan kepada juga pemenang. Dia berjanji akan memimpin Myanmar selama masa keadaan darurat yang berlangsung setahun ini dengan menerapkan demokrasi, berbeda dengan pemerintahan junta sebelumnya.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut