Dewan Keamanan PBB Desak Armenia dan Azerbaijan Hentikan Pertempuran
NEW YORK, iNews.id - Dewan Keamanan PBB meminta Armenia dan Azerbaijan mematuhi gencatan senjata terbaru di Nagorno-Karabakh yang disepakati pekan lalu. Ini merupakan gencatan senjata kedua yang dicapai dalam 2 pekan, namun lagi-lagi tak berlangsung lama. Kedua pihak kembali saling serang beberapa jam setelah kesepakatan.
Anggota DK PBB menggelar diskusi tertutup membahas pertempuran yang sudah berlangsung sebulan yang telah menewaskan ratusan orang.
Pertemuan yang diinisiasi Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat, itu 15 negara anggota mengulangi kembali permintaan Sekjen PBB Antonio Guterres agar kedua pihak menghentikan serangan.
Rusia yang saat ini memegang jabatan sebagai presiden DK menyusun pernyataan bersama.
"Semua orang mengatakan hal yang sama, situasinya buruk dan kedua pihak harus mundur dan memperhatikan seruan Sekretaris Jenderal untuk gencatan senjata," kata seorang diplomat PBB, dikutip dari AFP, Selasa (20/10/2020).
Naskah pernyataan yang diharapkan akan disepakati anggota DK pekan ini juga meminta Armenia dan Azerbaijan melanjutkan negosiasi yang difasilitasi oleh Grup Minsk.
Rusia, Prancis, dan AS mengetuai Grup Minsk yang dibentuk Organisasi Kerja Sama Keamanan Eropa pada 1992, bertujuan menemukan solusi bagi konflik di kawasan itu.
Nagorno-Karabakh merupakan wilayah Azerbaijan yang sebagian besar dihuni etnis Armenia dan didukung Armenia.
Separatis etnis Armenia merebut wilayah Nagorno-Karabakh dari Baku dalam perang pada 1990-an yang merenggut 30.000 nyawa.
PBB sudah mengeluarkan empat resolusi terkait konflik tersebut sejak awal 1990-an. Pertempuran terbaru ini merupakan yang terburuk selama puluhan tahun.
Editor: Anton Suhartono