WASHINGTON DC, iNews.id – Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menyemprot Turki dalam pertemuan terakhir NATO pada pekan ini. Luapan kemarahan politikus Partai Republik itu dipicu oleh kebijakan Ankara membeli sistem persenjataan Rusia.
Sejumlah diplomat dan pejabat yang hadir dalam pertemuan itu mengungkapkan, Pompeo menilai langkah Turki itu sama saja dengan memberikan “hadiah” kepada Moskow.
Tak Peduli Hari Natal, Israel Terus Serang Gaza, Tepi Barat, Lebanon dan Suriah
Pada konferensi video para menlu anggota NATO yang diadakan pada Selasa (1/12/2020), Pompeo menuduh Turki merusak keamanan NATO dan menciptakan ketidakstabilan di Laut Mediterania Timur dalam perselisihan dengan Yunani dan Siprus. Para diplomat dan pejabat yang membocorkan isi pembicaraan Pompeo itu meminta agar nama mereka tidak disebutkan lantaran pertemuan tersebut bersifat rahasia.
Pompeo—yang bakal melepaskan jabatannya pada Januari nanti, ketika Presiden AS Donald Trump meninggalkan Gedung Putih—juga mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, bahwa Turki telah salah mengirim para pejuang Suriah yang dibayar ke Libya. Dia juga mengkritik intervensi Turki dalam konflik di Nagorno-Karabakh yang melibatkan Azerbaijan dan Armenia.

Berbagai topik itu memicu kecaman lebih lanjut terhadap Turki dari para sekutunya dalam pertemuan itu, termasuk Prancis, Yunani, dan bahkan negara kecil semacam Luksemburg yang kecil. Namun, Cavusoglu kemudian memberikan respons kepada rekan-rekan sekutunya itu dalam pertemuan yang, kata para diplomat.
Pertemuan itu digambarkan cukup kondusif, namun “lebih konfrontatif” dibandingkan dengan suasana berbagai rapat yang pernah digelar NATO selama ini.
Dalam kesempatan yang sama, seorang diplomat dengan mengutip Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, mengatakan bahwa persatuan di NATO tidak mungkin diwujudkan jika salah satu sekutu “meniru tindakan Rusia”. Tudingan itu merujuk pada cara Moskow memicu perang proksi dengan mengirimkan tentara bayaran ke daerah-daerah konflik.
Seorang pejabat AS mengatakan, diskusi pada Selasa itu berlangsung panas. Akan tetapi, dia menolak untuk memberikan perincian lebih lanjut.
“Intinya, Amerika Serikat mendesak Turki pada banyak kesempatan untuk menyelesaikan masalah (pembelian) S-400 (sistem senjata Rusia); berhenti menggunakan pejuang Suriah dalam konflik luar negeri, dan; menghentikan tindakan provokatif di Mediterania Timur,” kata pejabat itu.
Menlu Turki, Mevlut Cavusoglu, pada Kamis (4/12/2020) mengatakan, dia tidak dapat mengomentari pertemuan rahasia itu.

“Saya baru saja menguraikan perbedaan antara kedua negara dan masalah yang luar biasa. Tapi kami (Turki) harus membeli (sistem senjata) dari Rusia karena kami tidak bisa mendapatkannya dari sekutu kami,” ucapnya.
Beberapa sumber Turki yang mengetahui pertemuan itu mengatakan, Pompeo membuat berbagai macam tuduhan yang tidak adil terhadap Ankara. Menurut sumber itu, Turki juga terbuka untuk melakukan pembicaraan tanpa prasyarat dengan Yunani terkait masalah Mediterania Timur.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku