Diajukan 5 Negara, Kebaya Resmi Masuk Warisan Budaya Takbenda UNESCO
 
                 
                SINGAPURA, iNews.id - Pakaian tradisional untuk perempuan, kebaya, resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO, Rabu (4/12/2024). Kebaya diajukan oleh lima negara Asia Tenggara yakni Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei Darussalam, dan Thailand.
Pengesahannya dilakukan dalam pertemuan Komite Antarpemerintah UNESCO di Asuncion, Paraguay, beranggotakan 24 orang pada Rabu malam.
 
                                Sebelum pemgumuman, badan evaluasi, beranggotakan 12 orang, yang bertugas mempertimbangkan nominasi serta membuat rekomendasi kepada komite, menjelaskan bahwa berbagai komunitas dan pemangku kepentingan berpartisipasi aktif dalam pengajuan bersama ini. Mereka juga memuji berkas yang diajukan negara-negara Asia Tenggara.
Warisan budaya takbenda mengacu pada tradisi atau ekspresi hidup yang diwariskan atau diturunkan antargenerasi, seperti seni pertunjukan, praktik sosial, ritual, serta perayaan.
 
                                        Kebaya merupakan pakaian tradisional populer bagi perempuan di Asia Tenggara. Di Indonesia, kebaya biasa dikenakan pada acara-acara resmi. Selain itu kebaya juga dikenakan pramugari maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia, Singapore Airlines, dan Malaysia Airlines.
Sealain Singapura, pengajuan bersama kebaya juga diusulkan Malaysia melalui proposal berjudul "Kebaya: Pengetahuan, Keterampilan, Tradisi, dan Praktik" kepada UNESCO pada Maret 2023.
 
                                        Pengajuan bersama kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO sempat memicu kontroversi di Indonesia. Banyak pihak menyayangkan langkah negara lain yang dianggap 'melangkahi' Indonesia yang sejak lama telah menggaungkan Kebaya Goes to UNESCO.
Namun Ketua Gerakan Perempuan Berkebaya Indonesia Rahmi Hidayati pada November 2022 mengatakan, langkah empat negara tetangga Indonesia mengajukan kebaya ke UNESCO tidak salah. Mereka juga sempat menggandeng Indonesia untuk bersama-sama mendaftakan kebaya ke UNESCO. Namun, Indonesia memilih untuk tidak ikut serta saat iu karena ingin mengambil jalur single nation agar kebaya benar-benar didaftarkan oleh negara asalnya.
 
                                        “Sebenarnya mereka enggak salah juga ya. Sebelumnya mereka memang sudah mengajak Indonesia untuk mendaftarkan kebaya ke UNESCO. Tapi kan mau kita, orang-orang Indonesia, kita harus melangkah sendiri. Apalagi kebaya itu asalnya ya dari Indonesia,” kata Rahmi, saat itu.