Diguncang Demonstrasi Besar, Ada Apa dengan Iran?
JAKARTA, iNews.id – Iran diguncang aksi demonstrasi antipemerintah besar-besaran di berbagai kota sejak pekan lalu. Ini merupakan aksi turun kejalan terbesar dalam 10 tahun terakhir.
Laporan media menyebut setidaknya 20 orang tewas, termasuk aparat keamanan, serta lebih dari 450 demonstran di Teheran ditangkap. Jumlah itu belum termasuk penangkapan di kota lain yang jumlahnya juga mencapai ratusan.
Lantas, apa yang melatarbelakangi aksi demonstrasi yang dimulai pada 28 Desember itu?
Dilaporkan Aljazeera, morat-maritnya perekonomi Iran menjadi alasan utama warga turun ke jalan. Aksi ini bermula di Kota Masshad di mana warganya memprotes tingginya harga bahan pokok.
Sebagian warga beranggapan bahwa menurunnya kondisi perekonomian disebabkan kebijakan luar negeri pemerintah yakni mengintervensi urusan negara lain di kawasan. Iran disebut-sebut terlibat dalam konflik di negara lain, seperti Suriah, Lebanon, dan Yaman.
Dukungan Iran kepada kelompok tertentu diwujudkan dengan bantuan dana, seperti dilakukan terhadap Suriah dan kelompok Hezbullah di Lebanon.
Demonstrasi di Masshad menyebar ke kota lain pada keesokan harinya atau Jumat 29 Desember, termasuk ke ibu kota Teheran. Tak hanya warga, demonstrasi di Teheran juga diikuti oleh mahasiswa hingga berujung bentrok. Di sinilah petugas menangkapi banyak demonstran.
Para aktivis antipemerintah mendesak pemerintah segera menangani masalah tingginya harga bahan pokok, meningkatnya jumlah pengangguran, serta kesenjangan ekonomi. Tuntutan yang tak kalah vokalnya adalah mendesak pemerintah tak mencampuri urusan negara lain.
Iran menggelontorkan dana miliaran dolar kepada Suriah dan ratusan juta untuk membantu kelompok Hezbullah di Lebanon dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah yang tentunya membuat cemburu warganya.
Mereka meluapkan tuntutan itu dengan meneriakkan, “Matilah Rouhani” (presiden Iran), ‘Lupakan Palestina’, ‘Bukan Gaza’, serta ‘Bukan Lebanon, hidup saya untuk Iran”.
Lalu pada Minggu 31 Desember, pemerintah membatasi akses ke media sosial seperti Instagram dan Telegram.
Menanggapi tuntutan dari para demonstran, pemerintah memahami kondisi perekonomian yang melemah, namun meminta warga menyudahi aksi.
“Semua indakator ekonomi di negara ini baik. Memang ada kenaikan harga pada beberapa produk dan pemerintah sedang berusaha mengatasi ini,” kata Wakil Presiden Iran, Eshaq Jahangiri.
Sementara itu para demonstran yang merusak fasilitas publik diancam dengan hukuman berat.
“Siapa saja yang merusak fasiltias umum, mengganggu ketertiban, dan melanggar hukum harus bertanggung jawab dan menanggung akibatnya,” kata Menteri Dalam Negeri Abdolrahman Rahmani Fazli.
Presiden Hassan Rouhani mengungkan warga berhak berdemonstrasi tapi tidak boleh berbuat kekerasan.
“Masyarakat bebas mengekspresikan sikap kritis mereka dan melakukan protes. Tapi kita harus memperhatikan adab dari sikap kritis dan protes itu. Demonstrasi harus dilakukan dengan cara yang benar sehingga akan mengarah kepada perbaikan masyarakat dan negara,” katanya.
Editor: Anton Suhartono