Dijerat Kasus Korupsi Terbaru, Najib Razak Mengaku Tak Bersalah
KUALA LUMPUR, iNews.id - Mantan Perdana Menteri Najib Razak didakwa atas 25 kasus korupsi terbaru, di antaranya 21 pelanggaran UU Anti-Pencucian Uang dan UU Pembiayaan Anti-Terorisme, dalam sidang yang digelar di Pengadilan Kuala Lumpur, Kamis (20/9/2018).
Pria 64 tahun itu menyatakan tidak bersalah atas semua tuduhan melibatkan uang 2,3 miliar ringgit itu.
Berdasarkan isi dakwaan, pelanggaran terjadi saat Najib menjabat sebagai perdana, menteri keuangan, sekaligus penasehat 1MDB, di cabang Bank Berhad Amitas Islam, Jalan Raja Chulan.
Dia diduga memanfaatkan posisinya untuk menerima suap dalam empat kesempatan antara tahun 2011-2014, masing-masing 60.626.839 ringgit, 90.899.927 ringgit, 2.081.476.926 ringgit, dan 49.930.985 ringgit.
Ini merupakan dakwaan ketiga yang ditujukan kepada Najib sejak dia ditangkap pertama kali pada Juli 2018.
Sebelumnya Najib dituduh menerima suap sebesar 42 juta ringgit untuk memuluskan pinjaman sebesar 4 miliar ringgit dari KWAP ke SRC International, anak usaha 1MDB.
Dia juga menghadapi tiga dakwaan lain yakni terkait kejahatan pelanggaran kepercayaan dalam kapasitasnya sebagai perdana menteri, menteri keuangan dan penasihat emeritus SRC International, di mana dia dipercayakan mengelola dana 4 miliar ringgit.
Najib juga dituduh menyalahgunakan dana melalui berbagai bank di pada tiga kesempatan yakni antara 24 Desember 2014 hingga 2 Maret 2015, masing-masing sebesar 27 juta, 10 juta, dan 5 juta ringgit.
Pengadilan Tinggi membebaskan Najib dengan setelag membayar jaminan 1 juta ringgit dan syarat tambahan menyerahkan paspor.
Editor: Anton Suhartono