Dikecam Netizen, Zara Akhirnya Tarik Iklan yang Singgung Gaza

OVIEDO, iNews.id - Brand fesyen Spanyol Zara akhirnya menarik iklan yang ditampilkan di situs web setelah memicu kecaman keras dari kelompok pro-Palestina. Iklan Atelier itu mengandung gambar kontroversial terkait perang Israel-Hamas.

Para aktivis menilai gambar tersebut terinspirasi dari kehancuran di Jalur Gaza, Palestina.

Baca Juga

Anggota Keluarga Kerajaan Saudi Sebut AS Adalah Anugerah, Apa Motivasinya?

Salah satu foto menunjukkan seorang model dengan tampang sedih menggendong sesosok manusia berbalut kain putih di bahunya. Itu mengingatkan kain kafan yang digunakan untuk menyelimuti jenazah. Sementara di latar belakang ada plester terlepas dari dinding.

Gambar lain menunjukkan beberapa boneka yang anggota tubuhnya tak lengkap lagi.

Baca Juga

Masjid Umar bin Khattab Hancur Dibom Israel, Warga Gaza Murka

Para kritikus menyerang akun-akun media sosial Zara dengan pesan yang menyerukan boikot. Iklan itu menjadikan tagar #BoycottZara menjadi trending di platform media sosial X.

“Saya sudah lama menjadi pelanggan setia pakaian dan parfum. Tidak lagi. Iklan yang sangat tidak menyenangkan. Saya tidak bisa sejalan dengan perusahaan yang tidak memiliki pedoman moral,” kata seorang pengguna Instagram.

Baca Juga

Pertama sejak 86 Tahun, Kota di Spanyol Korban Bom Nazi Ini Nyalakan Sirine demi Gaza

“Anda tuli atau lebih parah lagi, sengaja merayakan genosida,” demikian komentar pengguna Instagram lainnya.

Sementara itu Zara belum memberikan komentar soal materi iklannya itu namun berdalih iklan dan pemotertan sudah direncanakan sejak sebelum pecahnya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober.

Ini bukan pertama kalinya Zara diserang netizen karena isu Palestina. Pada 2022, beberapa aktivis Palestina menyerukan boikot setelah pemilik galeri waralaba Zara di Israel mendukung kampanye politikus sayap kanan Itamar Ben Gvir di rumahnya.

Politikus yang pernah menggeruduk Masjid Al Aqsa itu kemudian membela galeri itu di media sosial yang memicu kemarahan netizen. Mereka meramaikan media sosial dengan foto-foto membakar pakaian yang mereka beli dari toko tersebut.

Editor: Anton Suhartono