Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik di Perairan Malaysia-Thailand, Ratusan Orang Hilang
Advertisement . Scroll to see content

Dikecam Rakyat, Thailand Tunda Pembelian Kapal Selam China Senilai Rp10 Triliun

Senin, 31 Agustus 2020 - 13:59:00 WIB
Dikecam Rakyat, Thailand Tunda Pembelian Kapal Selam China Senilai Rp10 Triliun
Thailand tunda pembelian kapal selam buatan China setelah dikecam warganya (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

BANGKOK, iNews.id - Thailand menunda pembelian kapal selam dari China senilai 724 juta dolar AS atau sekitar Rp10,6 triliun setelah diprotes warga. Masalahnya, Thailand sedang menghadapi krisis terkait pandemi Covid-19.

Berdasarkan perjanjian yang diteken pada 2015, Thailand menjadi salah satu negara pertama di dunia yang membeli peralatan tempur laut buatan China dan menyelesaikan kesepakatan pembelian tiga kapal selam pada 2017. Kapal selam pertama diperkirakan akan tiba pada 2023.

Dua pesanan lagi seharga 724 juta dolar AS telah disetujui pada awal bulan ini oleh komisi parlemen yang kemudian menuai protes masyarakat Thailand yang sedang hidup susah dampak dari pandemi.

Warganet Thailand meramaikan isu ini di media sosial dengan membuat akun Angry Thais untuk mengkritik kesepakatan tersebut. Tanda pagar 'warga tidak ingin kapal selam' pun ramai di Twitter.

Juru bicara pemerintah Anucha Burapachaisri mengatakan, perdana menteri yang juga meangkap menteri pertahanan Prayut Chan O Cha meminta angkatan laut untuk mempertimbangkan penundaan pembelian dua kapal selam tambahan.

"Angkatan laut akan bernegosiasi dengan China untuk menunda setahun lagi," kata Anucha, dikutip dari AFP, Senin (31/8/2020).

"Perdana menteri memprioritaskan perhatian publik yang mengkhawatirkan dari sisi perekonomian," kata Anucha.

Isu ini muncul di tengah desakan gerakan pro-demokrasi agar Prayut mengundurkan diri serta perombakan total pemerintahan. Para demonstran menuduh pemerintahan Prayut tidak sah.

Selain memprotes belanja militer dan penanganan ekonomi oleh pemerintah, gerakan pro-demokrasi juga menyerukan reformasi monarki, topik yang pernah tabu di negara tersebut.

Perekonomian Thailand mengalami gonjang ganjing terburuk sejak lebih dari 20 tahun. Pertumbuhan ekonomi Negeri Gajah Putih susut 12,2 persen pada kuartal ke-2 2020 terkait anjloknya pendapatan dari sektor pariwisata serta ekspor akibat pandemi.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut