Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kebakaran Dahsyat di Jepang Ludeskan 170 Rumah, Api Menyebar ke Hutan
Advertisement . Scroll to see content

Dikritik gegara Rapat Jam 3 Pagi, PM Jepang Takaishi Ngaku Hanya Tidur 2 Jam Semalam

Jumat, 14 November 2025 - 13:47:00 WIB
Dikritik gegara Rapat Jam 3 Pagi, PM Jepang Takaishi Ngaku Hanya Tidur 2 Jam Semalam
Sanae Takaichi mengaku hanya hanya 2-4 jam semalam (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

TOKYO, iNews.id - Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengaku tidur hanya 2 sampai 4 jam setiap malam. Komentarnya itu disampaikan di tengah kecaman terhadapnya karena memaksa para staf kantor perdana menteri rapat pukul 03.00 pada 7 November lalu.

“Saya tidur sekitar 2 jam sekarang, paling lama 4 jam. Saya merasa itu buruk untuk kulit saya,” ujar sosok yang mencatat sejarah sebagai perdana menteri perempuan pertama Jepang itu, kepada komite legislatif parlemen, menjawab pertanyaan mengenai pentingnya mengurangi jam kerja panjang di Jepang.

Jepang telah lama berjuang untuk mencapai keseimbangan kehidupan kerja yang sehat, karena banyak pegawai menghadapi tekanan berat di kantor.

Takaichi juga diminta menjelaskan rencana pemerintahnya untuk menghapus batas kerja lembur 45 jam sebulan demi mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dia mengatakan pekerja dan pemberi kerja memiliki kebutuhan berbeda. Beberapa warwga Jepang bahkan melakoni dua pekerjaan demi memenuhi kebutuhan hidup. Ini bisa terjadi karena perusahaan memberlakukan batasan ketat pada jam lembur.

Takaichi menekankan, perubahan jam kerja lembur tidak akan mengabaikan kesehatan fisik dan mental para pekerja.

“Memang, jika kita bisa menciptakan situasi di mana orang bisa menyeimbangkan tanggung jawab pengasuhan anak dengan baik, sesuai keinginan mereka, dan juga bisa bekerja, menikmati waktu luang, dan bersantai, itu akan ideal,” ujarnya, seperti dikutip dari AFP, Jumat (14/11/2025).

Sebelum terpilih sebagai perdana menteri, politisi Partai Demokrat Liberal (LDP) itu berjanji akan menyingkirkan istilah keseimbangan kerja dan kehidupan.

Di awal masa jabatannya sebagai perdana menteri pada Oktober lalu, dia langsung melakoni jadwal sangat padat, menghadiri pertemuan regional dan internasional, seperti KTT ASEAN, KTT APEC, serta melakukan pembicaraan bilateral dengan Presiden AS Donald Trump, Presiden China Xi Jinping, serta Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut