MOSKOW, iNews.id – Negara-negara NATO dinilai pintar mengarang “mitos” tentang ancaman invasi Rusia ke Ukraina. Padahal, Moskow hanya menuntut jaminan keamanan dari Barat agar tak memperluas pengaruh militer di kawasan Eropa Timur,
Hal itu diungkapkan Kepala Departemen Urusan Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) Kementerian Luar Negeri Rusia, Alexey Polishchuk, kepada kantor berita Sputnik, Sabtu (12/2/2022). Untuk diketahui, CIS adalah organisasi antarpemerintahan yang dibentuk oleh negara-negara bekas Uni Soviet yang berada di Eropa Timur dan Asia.
Anggota NATO Ini Minta Eropa Tidak Dipersenjatai Habis-habisan
“Secara umum, orang mendapat kesan bahwa setelah Rusia menuntut jaminan keamanan dari Barat, negara-negara NATO dengan sengaja mengarang dan membesar-besarkan mitos tentang ancaman invasi Rusia ke Ukraina,” kata Polishchuk.
Rusia telah membuat rancangan perjanjian tentang jaminan keamanan bersama di Eropa dan menawarkannya kepada Amerika Serikat dan NATO pada Desember lalu. Di antara usulan Rusia dalam draft tersebut mensyaratkan non-aksesi NATO dari Ukraina.
Infografis Kekuatan Militer Rusia Dinilai Sudah Cukup untuk Invasi Ukraina
NATO dan AS telah mengirim kembali tanggapan mereka atas rancangan perjanjian itu ke Moskow pada akhir Januari.
Ukraina Minta Warga Tetap Tenang, saat AS dan Barat Ribut soal Rusia
Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasannya dengan Ukraina. Pada Jumat (11/2/2022), Amerika Serikat menyebut invasi Moskow ke Kiev bisa datang kapan saja.
AS pun mendesak warganya di Ukraina untuk pergi sesegera mungkin. Seruan yang sama juga digaungkan oleh negara-negara termasuk Inggris, Jepang dan Australia.
AS Kirim 3.000 Tentara Tambahan ke Polandia saat Krisis Ukraina Makin Tegang
Moskow sudah membantah kecurigaan Barat tentang isu serangan ke Ukraina itu. Rusia menegaskan, pihaknya hanya membela kepentingan keamanannya sendiri terhadap agresi oleh para sekutu NATO.
Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan berbicara pada Sabtu (12/2/2022) ini terkait perkembangan situasi di kawasan Eropa Timur itu. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengatakan dia akan berbicara dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tentang topik yang sama.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku