Disebut Gila Jabatan Perdana Menteri oleh Mahathir, Begini Sindiran Pedas Anwar Ibrahim
KUALA LUMPUR, iNews.id - Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim mengomentari pernyataan mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad bahwa dirinya tak cocok menjadi PM.
Dalam wawancara dengan radio BFM, Rabu (29/4/2020), Mahathir mengatakan Anwar sangat berambisi menjadi PM, bahkan menyebutnya sampai menggilai posisi itu.
“Anwar benar-benar gila menjadi perdana menteri. Tapi dia tidak bisa (jadi PM) karena di masa lalu dia punya banyak dukungan. Tapi sekarang, orang-orang mendukung saya dan mengatakan tolong jangan biarkan dia menjabat (PM)," ujar Mahathir.
Mengomentari pernyataan tersebut, Anwar memang kecewa tak bisa menduduki posisi pemerintahan tertinggi di Malaysio setelah 40 tahun berkarier di dunia politik. Namun dia balik menyindir Mahathir, tidak akan mau menerima jabatan itu di usia yang menginjak 90 tahunan.
Mahathir memenuhi permintaan koalisi Pakatan Harapan untuk menjadi PM dalam pemilu pada Mei 2018. Saat itu Mahathir berjanji akan menyerahkan jabatannya kepada Anwar Ibrahim yang masih mendekam di penjara.
Namun sebelum janji itu ditunaikan, Mahathir mengundurkan diri pada 24 Februari di tengah krisis perpolitikan Malaysia. Keinginan Anwar untuk menjadi PM kandas karena posisi itu diisi Muhyuddin Yassin, lawan politiknya.
“Siapa yang gila, terus menjadi PM di usia 90 atau 95,” kata Anwar, dikutip dari The Straits Times, Jumat (1/5/2020).
"Ini tidak masuk akal. Tidak mungkin saya menunggu sampai berusia 90 tahun sebelum dapat menjadi pemimpin negara," katanya.
Dia menegaskan tak akan menunggu sampai 20 tahun lagi untuk bisa menjadi PM.
“Itu tidak pernah terlintas dalam pikiran saya," tuturnya.
Krisis politik Malaysia dipicu desakan dari PKR dan koalisi Pakatan Harapan agar Mahathir segera menunaikan janjinya kepada Anwar pada pertengahan 2020. Namun Mahathir menegaskan tak akan menyerahkan jabatannya sampai pertemuan APEC yang akan digelar pada November mendatang. Malaysia merupakan tuan rumah pertemuan kerja sama ekonomi negara-negara Asia Pasifik itu.
Di saat bersamaan, muncul desakan kuat dari oposisi agar Mahathir melanjutkan jabatannya sampai akhir periode pada 2023. Selain itu ada perpecahan di internal partai-partai koalisi Pakatan Hatapan, sebagian bahkan mendukung oposisi agar Mahathir terus menjabat sampai akhir periode.
Baca Juga Berita di Okezone: Virus Corona, Malaysia Longgarkan Protokol Lockdown Senin Depan
Editor: Anton Suhartono