Ditemukan Lagi Virus Corona Varian Baru, Berbeda dengan Strain Inggris dan Afrika Selatan
ABUJA, iNews.id - Virus corona varian baru ditemukan di Nigeria, berbeda dengan strain sangat menular yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan.
Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika John Nkengasong mengumumkan temuan strain jenis P681H itu, Kamis (24/12/2020).
Petugas medis belum meyakini sepenuhnya varian baru di Nigeria ini lebih menular dibandingkan versi biasa. Nkengasong juga mengakui terlalu dini untuk memastikannya.
"Beri kami waktu, ini masih sangat awal," kata Nkengasong, dikutip dari The Sun, Jumat (25/12/2020).
Menurut dia, peringatan adanya varian baru didasarkan pada dua atau tiga urutan genetik, namun kasus yang ditemukan di Afrika Selatan pada akhir pekan lalu sudah cukup untuk mendorong DCD Afrika menggelar pertemuan darurat.
Pada Rabu malam, Menteri Kesehatan Afrika Selatan mengumumkan tingkat penyebaran Covid-19 yang mengkhawatirkan. Negara itu mengonfirmasi penambahan lebih dari 14.000 kasus baru pada Selasa yang merupakan rekor tertinggi. Sekitar 400 di antaranya meninggal dunia.
Makalah penelitian yang diungkap The Associated Press menyebutkan, varian baru di Nigeria ditemukan pada dua sampel pasien yang dikumpulkan pada 3 Agustus dan 9 Oktober di Negara Bagian Osun.
"Tidak seperti varian yang terlihat di Inggris, kami belum mengamati peningkatan begitu cepat dari garis keturunan di Nigeria dan belim ada bukti yang menunjukkan varian P681H berkontribusi pada meningkatnya kasus penularan di Nigeria," bunyi laporan.
Kabar ini muncul saat kasus infeksi melonjak untuk gelombang baru di beberapa negara Afrika.
Varian baru di Afrika Selatan saat ini menjadi yang dominan, di mana jumlah total kasusnya mendekati 1 juta penderita. Hanya saja, varian baru Covid-19 di Afrika Selatan belum tentu memicu penyakit lebih parah, demikian halnya dengan strain di Inggris.
“Sementara variannya menular dengan cepat dan viral load lebih tinggi, belum jelas apakah itu bisa membuat penyakit lebih parah,” ujar Nkengasong.
Andrew Preston, ahli mikroba patogenesis Universitas Bath mengatakan, varian baru yang ditemukan di Afrika Selatan berbeda dengan Inggris meskipun dua-duanya lebih menular dari versi biasanya.
"Varian 'Afrika Selatan' berbeda dari Inggris, tapi keduanya mengandung jumlah mutasi sangat tinggi dibandingkan dengan garis keturunan SARS-CoV-2 lainnya,” ujarnya.
varian baru yang khusus mungkin memiliki beberapa mutasi, versi di Inggris memiliki 17 sedangkan varian Afrika Selatan antara 10 dan 20.
Editor: Anton Suhartono