Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik di Perairan Malaysia-Thailand, Ratusan Orang Hilang
Advertisement . Scroll to see content

Dituduh Hina Raja Thailand, Mahasiswi Cantik Ini Kabur ke Luar Negeri

Selasa, 30 Januari 2018 - 11:28:00 WIB
Dituduh Hina Raja Thailand, Mahasiswi Cantik Ini Kabur ke Luar Negeri
Chanoknan Ruamsap (Foto: Facebook)
Advertisement . Scroll to see content

BANGKOK, iNews.id – Aktivis mahasiswa yang menghina Raja Thailand dengan membagi sebuah artikel di akun Facebook-nya, Chanoknan Ruamsap, terancam hukuman penjara 15 tahun. Dia kini melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari penangkapan.

Chanoknan mengunggah artikel BBC di akun Facebook-nya mengenai Raja Thailand, Vajiralongkorn Bodindaradebayavarangkun, yang baru dilantik pada tahun lalu. Vajiralongkorn Bodindaradebayavarangkun menggantikan ayahnya, Bhumibol Adulyadej, yang meninggal pada 2016.

Menghina keluarga kerajaan atau bisa disebut dengan Lese Majeste terancam hukuman penjara maksimal 15 tahun.

Kasus penghinaa terhadap raja menunjukkan peningkatan sejak Thailand di bawah pemerintahan militer pada 2014. Muncul anggapan, aturan ini dibuat untuk menyingkirkan para lawan politik.

Dikutip dari AP, Selasa (30/1/2018), Chanoknan bukan satu-satunya mahasiswa yang harus berhadapan dengan hukum, aktivis lainnya adalah Jatupat Boonpattaraksa yang sudah lebih dulu divonis penjara 2,5 tahun karena membagi artikel yang sama dengan Chanoknan di akun Facebook-nya.

Artikel yang dianggap menghina Raja itu memuat kehidupan pribadi Vajiralongkorn saat masih menjadi putra mahkota. Di antaranya, kegagalan Vajiralongkorn dalam mempertahankan keluarganya sehingga sampai tiga kali bercerai.

Tak diketahui dimana keberadaan Chanoknan saat ini. Namun di akun Facebook-nya dia menjelaskan alasan melarikan diri.

"Saya punya waktu tak lebih dari 30 detik untuk menentukan apakah akan bertahan atau pergi. Ini keputusan yang sulit karena kepergian saya kali ini sepertinya berarti saya tidak akan kembali lagi," ujar Chanoknan.

“Saya memutuskan untuk pergi dan bercerita kepada orangtua. Semua orang syok tapi mereka setuju. Tak ada yang setuju saya menghabiskan waktu lima tahun di penjara karena membagi artikel BBC," katanya lagi.

Dia juga menceritakan kondisinya di pelarian. "Di hari pertama saya tiba di sini, saya tidak bisa berhenti menangis karena semua keputusan yang saya ambil sepertinya sangat kelam. Semuanya terasa seperti membingungkan," ujarnya.

Namun kelamaan dia mulai terbiasa. "Secara perlahan semuanya mulai membaik. Saya mulai dewasa dan ada pelajaran hidup baru di balik semua ini," tuturnya.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut