Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Terungkap! Ini Alasan PM India Modi Tak Hadiri KTT ASEAN, Ada Kaitan dengan Trump
Advertisement . Scroll to see content

Donald Trump: Physical Distancing Muslim saat Ramadan Sama Seperti Paskah

Minggu, 19 April 2020 - 10:21:00 WIB
Donald Trump: Physical Distancing Muslim saat Ramadan Sama Seperti Paskah
Presiden AS Donald Trump. (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON DC, iNews.id – Presiden Donald Trump meminta umat Islam di AS tetap menjaga jarak fisik (physical distancing) selama Bulan Suci Ramadan. Dia berharap akan ada perlakuan yang sama terhadap kaum Muslim, seperti yang diterapkan pemerintah terhadap umat Kristen selama perayaan Paskah, beberapa waktu lalu.

Trump menyampaikan pernyataannya itu menyusul cuitan seorang komentator konservatif di AS yang mempertanyakan apakah umat Islam akan diperlakukan sama dengan orang-orang Kristen yang melanggar aturan jaga jarak fisik.

“Saya akui bahwa mungkin memang ada perbedaan. Dan kita harus melihat apa yang akan terjadi. Karena saya telah melihat kesenjangan besar di negara ini. Mereka (aparat) mengejar gereja-gereja Kristen, tetapi cenderung membiarkan masjid-masjid,” kata Trump selama konferensi pers, Sabtu (18/4/2020), dikutip AFP.

Malam pertama Bulan Suci Ramadan akan tiba pada Kamis (23/4/2020) nanti. Selama bulan itu, umat Islam diharapkan tidak menggelar salat berjamaah di masjid-masjid untuk menghindari penyebaran wabah virus corona (Covid-19).

Aturan jaga jarak fisik atau jaga jarak sosial telah diterapkan pemerintah di AS sejak Maret lalu dan diperpanjang hingga 30 April. Saat ditanya apakah para imam masjid akan menolak untuk mengikuti perintah jaga jarak fisik itu, Trump yakin mereka akan mematuhi anjuran pemerintah.

“Tidak, saya tidak berpikir begitu (mereka menolak). Saya adalah seseorang yang percaya pada iman, terlepas dari apa pun keyakinan Anda. Tapi politisi kita tampaknya memperlakukan agama yang berbeda dengan sangat berbeda,” ucapnya.

Organisasi Masyarakat Islam Amerika Utara bersama para pakar medis Muslim, juga telah meminta umat untuk meniadakan sementara salat berjamaah di masjid-masjid. Selain itu, mereka juga meminta umat meniadakan pertemuan-pertemuan lainnya selama pandemi ini.

Sebelumnya, seorang uskup di Virginia, AS, meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona setelah menentang peringatan pemerintah akan risiko dan bahaya pertemuan keagamaan selama berlangsungnya pandemi Covid-19. Sebelum meninggal, sang uskup bahkan pernah bersumpah untuk tetap berkhotbah saat pandemi, kecuali dia dipenjara atau masuk rumah sakit.

Uskup bernama Gerald O Glenn (66) itu adalah pendiri dan pastor di Gereja Penginjilan Pembebasan Baru di Chesterfield, Virginia. “Dia meninggal pada Sabtu (11/4/2020) malam,” ujar salah satu penatua gereja setempat, Bryan Nevers, dilansir dari The New York Times, Selasa (14/4/2020).

Kematian uskup itu terjadi ketika para pemimpin Gereja Katolik, mulai dari Paus Fransiskus hingga para pastor setempat, masih memperdebatkan soal aturan penerapan physical distancing. Beberapa pemimpin gereja bahkan secara terang-terangan menentang imbauan dari gubernur dan pejabat kesehatan untuk menutup sementara rumah ibadah selama pandemi corona.

Di Florida, pendeta Megachurch Pantekosta ditangkap bulan lalu setelah mengadakan pelayanan dengan melibatkan ratusan jamaah. Pada 22 Maret lalu, Uskup Glenn tampak menyampaikan khotbah di hadapan puluhan jemaat gerejanya.

Pada saat itu, uskup itu berkata “Saya sangat percaya bahwa Tuhan lebih besar dari virus yang ditakuti ini.” Media setempat juga melaporkan, uskup itu juga pernah mengatakan dia akan terus berkhotbah kecuali dia berada di penjara atau di rumah sakit.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut