Donald Trump Tepis Sebut Tentara AS yang Gugur dalam Perang Dunia I sebagai Pecundang
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan tegas menepis laporan majalah 'The Atlantic' yang menyebutkan dia meremehkan tentara AS yang gugur selama Perang Dunia I di Eropa.
Dilaporkan The Atlantic, Trump menyebut anggota marinir AS yang tewas di Eropa selama Perang Dunia I sebagai pecundang. Disebutkan pula Trump tak mau mengunjungi pemakaman tentara AS di dekat Paris pada 2018 karena tak penting. Saat itu kondisi hujan sehingga Trump tak ingin air merusak penampilan rambutnya.
Trump menegaskan laporan yang terbit pada Kamis (3/9/2020) tersebut sebagai kebohongan.
"Untuk berpikir saya mengeluarkan pernyataan negatif terkait militer serta pahlawan kita yang gugur ketika tidak ada yang bisa melakukan apa yang telah saya lakukan (untuk angkatan bersenjata AS). Ini benar-benar bohong, memalukan," kata Trump.
Trump menjelaskan dia tidak berkunjung ke pemakaman karena cuaca menghalangi penerbangan helikopter. Alternatifnya, dia harus melalui perjalanan darat, melewati daerah-daerah sibuk di Paris. Pasukan pengawal presiden AS Dinas Rahasia menyatakan keberatan dengan kondisi tersebut.
“Dinas Rahasia mengatakan kepada saya, 'Anda tidak bisa melakukannya'. Saya mengatakan, harus melakukannya. Saya ingin berada di sana. Mereka menjawab, 'Anda tidak bisa melakukannya'," kata Trump, menirukan perkataan petugas Dinas Rahasia.
"The Atlantic" belum menanggapi bantahan Donald Trump.
Pesaing Trump dalam pilpres AS dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengomentari laporan The Atlantic. Dia menekankan komitmennya untuk membantu militer.
"Jika artikel Atlantic benar, maka ini adalah penanda lain tentang seberapa dalam ketidaksetujuan Presiden Trump dan saya mengenai peran seorang Presiden Amerika Serikat," kata Biden.
"Jika saya mendapat kehormatan melayani sebagai panglima tertinggi berikutnya, saya ingin memastikan, para pahlawan akan kita tahu bahwa saya =mendukung mereka dan menghormati pengorbanan mereka, selalu," ujarnya, lagi.
Editor: Anton Suhartono