Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

DPR AS Desak Pemerintahan Joe Biden Tetapkan Kembali Houthi sebagai Teroris

Selasa, 30 Maret 2021 - 15:32:00 WIB
DPR AS Desak Pemerintahan Joe Biden Tetapkan Kembali Houthi sebagai Teroris
Kelompok milisi Houthi di Yaman. (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON DC, iNews.idDPR AS mendesak pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menetapkan kembali kelompok Houthi di Yaman sebagai organisasi teroris. Permintaan itu tertuang dalam sebuah surat yang dikirimkan sejumlah anggota parlemen AS kepada Menteri Luar Negeri (Menlu) Antony Blinken, Senin (29/3/2021). 

Anggota Komite Urusan Luar Negeri DPR AS menyatakan, serangan di Timur Tengah telah meningkat secara signifikan, termasuk serangan terhadap warga sipil yang tidak bersalah dan infrastruktur energi di kawasan itu.

Para anggota parlemen itu menuliskan, Houthi sangat jelas memenuhi semua kriteria hukum untuk penetapan sebagai organisasi teroris. Menurut mereka, Houthi adalah organisasi asing yang terlibat dalam aktivitas teroris yang mengancam kepentingan dan warga negara AS. 

“Mereka (Houthi) telah menembakkan rudal ke bandara sipil dalam banyak kesempatan, menargetkan infrastruktur energi sipil, dan mengancam pelayaran internasional,” tulis para anggota legislatif itu, dikutip Alarabiyah, Selasa (30/3/2021).

Lebih lanjut, kata para politikus AS itu, Houthi secara rutin menerima pelatihan, dukungan, dan dukungan finansial dari Korps Garda Revolusi Islam Iran. Fakta itu dengan sendirinya sudah cukup untui menetapkan kelompok itu sebagai FTO alias foreign terorist organization (organisasi teroris luar negeri). 

“Mencabut penunjukan Houthi tanpa perubahan material dalam perilakunya merusak kredibilitas alat kebijakan luar negeri yang penting ini,” kata para anggota DPR AS.

Pada Januari lalu, mantan Presiden AS Donald Trump memasukkan Houthi ke dalam daftar organisasi teroris. Namun, pemerintahan Presiden Joe Biden malah mencabut penetapan status tersebut dengan dalih ingin meredakan konflik di kawasan Timur Tengah.

Tak hanya itu, pada Feburari, Biden juga mengumumkan bahwa AS mengakhiri dukungan untuk operasi ofensif Koalisi Arab pimpinan Arab Saudi di Yaman.
 
Houthi dalam beberapa bulan terakhir meningkatkan serangan udara lintas perbatasan mereka ke Arab Saudi. Kelompok pemberontak yang didukung Iran itu menyasar wilayah-wilayah sipil di Saudi dengan drone yang sarat bahan peledak dan rudal balistik.

Awal bulan ini, Houthi juga menembakkan drone bermuatan bahan peledak di Pelabuhan Ras Tanura, situs kilang dan fasilitas pemuatan minyak lepas pantai terbesar di dunia. 

Pecahan peluru dari rudal balistik yang diluncurkan Houthi juga jatuh di dekat daerah pemukiman di Kota Dhahran, yang digunakan oleh perusahaan minyak terbesar dunia, Saudi Aramco.

Arab Saudi menyatakan akan terus memperlakukan Houthi sebagai organisasi teroris terlepas dari pandangan politik Amerika Serikat sekarang terhadap kelompok itu.

“Saya mendesak Menteri Luar Negeri Blinken untuk segera menetapkan kembali Houthi yang didukung Iran sebagai organisasi teroris sekali lagi,” kata Anggota DPR AS, Claudia Tenney.

“Kita harus memiliki pandangan yang jernih tentang apa yang terjadi di Yaman, (yakni) Houthi terus bertindak seperti organisasi teroris dan terlibat dalam aktivitas teroris,” ujarnya. 

Menurut dia, keputusan pemerintahan Biden mencabut Houthi dari daftar organisasi teroris adalah langkah yang keliru. Pasalnya, kelompok itu terus saja menargetkan warga sipil yang tidak bersalah.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Related News

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut