Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 2 Napi Dipulangkan ke Inggris, Lindsay Sandiford Terbebas dari Hukuman Mati
Advertisement . Scroll to see content

Dubes Rusia untuk Inggris Sebut Hacker Tak Mungkin Curi Data Penelitian Vaksin Corona

Minggu, 19 Juli 2020 - 09:53:00 WIB
Dubes Rusia untuk Inggris Sebut Hacker Tak Mungkin Curi Data Penelitian Vaksin Corona
Andrei Kelin (Foto Twitter/Kedubes Rusia)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id - Duta besar Rusia di London Andrei Kelin menepis tuduhan bahwa negaranya berperan dalam mencuri data penelitian vaksin virus corona milik Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat.

Pada Kamis lalu, otoritas keamanan siber Inggris mengungkap, sekelompok hacker bernama APT29 berada di balik peretasan dan hampir pasti melibatkan intelijen Rusia. Kelin menyebut tuduhan tersebut tidak masuk akal.

"Saya sama sekali tidak percaya dengan cerita ini, sama sekali tidak masuk akal," katanya, dalam wawancara dengan BBC yang disiarkan Minggu (19/7/2020).

Dia mengaku sudah mempelajari soal informasi serangan hacker tersebut dari media massa. Dari situ dia mengungkap, tidak mungkin beberapa hacker beroperasi lintas negara.

"Di dunia ini, menghubungkan semua hacker dengan negara mana pun, itu sesuatu yang tidak mungkin,” kata dia, seperti dilaporkan kembali AFP.

Pria yang diangkat menjadi dubes untuk Inggris sejak November lalu itu juga menepis tuduhan bahwa pemain-pemain Rusia mengganggu pemilihan umum Inggris pada 2019.

Pernyataan Kelin itu terkait dengan ucapan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab pada Kamis. Dia mengatakan para pelaku menyebarkan dokumen perdagangan antara Inggris dan Amerika Serikat yang sebelumnya bocor. Tujuannya untuk membuat perselisihan semakin parah dalam pemilu.

"Saya tidak melihat ada gunanya menggunakan cara ini untuk campur tangan. Kami tidak ikut campur sama sekali. Kami tidak melihat adanya upaya mengganggu. Kami akan mencoba menyelesaikan hubungan dan membangun hubungan lebih baik dibandingkan saat ini,” ujarnya.

Rusia dan Inggris telah lama berselisih, terutama sejak usaha pembunuhan yang gagal terhadap mantan agen ganda Sergei Skripal di Salisbury pada 2018. Skripal dan putrinya, Yulia, terhindar dari pembunuhan menggunakan zat kimia Novichok yang dikembangkan di masa Uni Soviet.

Rusia membantah tuduhan ada agen intelijennya yang terlibat dalam upaya pembunuhan tersebut.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut