Duh, Banyak Orang Meninggal di New York Tak Terdata sebagai Korban Virus Corona
NEW YORK, iNews.id - Jumlah korban meninggal akibat virus corona yang terdata di New York sangat mungkin jauh lebih tinggi dari pengumuman resmi pemerintah.
Penjelasannya, orang yang meninggal di rumah dalam kondisi mengalami gejala mirip Covid-19 seperti batuk, demam, dan sesak napas, belum masuk hitungan.
Berdasarkan data dinas pemadam kebakaraan New York, jumlah orang meninggal di rumah dengan gejala mirip virus corona meningkat dari 45 pada 20 Maret hingga 241 pada 5 April.
Data dinas pemadam kebakaran didasarkan pada informasi kondisi terakhir korban, yakni mengalami masalah pada jantung atau pernapasan disertai demam dan batuk. Kondisi tersebut merupakan gejala kasus Covid-19 parah.
Meskipun gejala-gejala itu juga cocok dengan influenza, kenaikan tajam jumlah korban ini bertepatan dengan epidemi virus corona di AS.
Wali Kota New York Bill de Blasio mengakui kematian warga di rumah tak dimasukkan dalam hitungan korban meninggal akibat virus corona.
"Benar untuk berasumsi bahwa sebagian besar terkait dengan virus corona. ini membuat kita semakin sadar, dalam arti berapa banyak warga kita yang meninggal dunia, berapa banyak keluarga yang menderita, seberapa nyata krisis ini,” kata De Blasio, dikutip dari Reuters, Rabu (8/4/2020).
Sementara itu data jumlah kematian di Kota New York yang dirilis kementerian kesehatan relatif tetap, mulai dari 309 pada 31 Maret hingga 390 pada 5 April.
Seorang juru bicara dinas kesehatan, otoritas yang menentukan penyebab kematian, mengatakan, seseorang dikategorikan meninggal akibat Covid-19 jika sudah menjalani tes dan dinyatakan positif.
Dia tak tahu berapa banyak orang yang meninggal di rumah dan telah dites virus corona, namun dinas dan Kantor Kepala Pemeriksa Medis New York bekerja keras untuk menghitung kasus-kasus melibatkan korban dengan gejala yang belum mejalani tes.
Editor: Anton Suhartono