Duh, Korut Tembakkan Roket Artileri saat Menhan AS Hegseth Berkunjung ke Perbatasan Korsel

SEOUL, iNews.id - Korea Utara (Korut) menembakkan roket artileri saat kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat Pete Hegseth ke perbatasan dengan Korea Selatan (Korsel). Roket-roket itu ditembakkan sekitar 1 jam sebelum Hegseth tiba di Zona Demiliterisasi Panmunjom.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) menyatakan, pekan lalu militer Korut juga menembakkan senjata serupa beberapa menit sebelum Presiden Korsel Lee Jae Myung melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping.

Baca Juga

Eks Bos NATO: Sekutu Tak Akan Kirim Tentara ke Ukraina karena Bisa Perang Dunia III dengan Rusia

JCS mendeteksi sekitar 10 roket artileri yang ditembakkan ke bagian utara Laut Barat, sebutan Korsel untuk Laut Kuning. Amunisi tersebut ditembakkan pada Sabtu (1/11/2025) sekitar pukul 15.00 dan Senin (3/11/2025) sekitar pukul 16.00 waktu setempat. 

"Detail proyektil saat ini sedang dianalisis secara cermat oleh otoritas intelijen Korea Selatan dan AS," bunyi pernyataan JCS, seperti dikutip dari AFP, Selasa (4/11/2025).

Baca Juga

Korea Utara Tembakkan Rudal dari Laut 3 Hari Jelang KTT APEC di Korea Selatan

Hegseth mengunjungi perbatasan yang memisahkan Korut dan Korsel pada Senin, menjadikannya sebagai menhan AS pertama dalam 8 tahun terakhir yang melakukannya.

Selama kunjungannya Hegseth dan mitranya dari Korsel, Ahn Gyu Back, menegaskan kembali postur pertahanan gabungan yang kuat serta kerja sama erat antara kedua negara.

Baca Juga

Ngeri! Laporan PBB Ungkap Warga Korea Utara Nonton Drama Korea Dihukum Mati

Menurut Hegseth, Korsel menghadapi lingkungan keamanan yang berbahaya. Meski demikian, kedua pejabat sepakat untuk tetap berpandangan jernih terhadap ancaman yang dihadapi.

Dia juga menilai, peningkatan anggaran pertahanan Korsel akan mempercepat kemampuan Negeri Gingseng untuk memperkuat keamanan dan pertahanan melawan Korut.

Presiden Lee mengatakan, negaranya akan menaikkan anggaran pertahanan pada 2026 sebesar 8,2 persen, menjadi 66,3 triliun won. Kenaikan itu merupakan angka terbesar dalam 6 tahun.

Editor: Anton Suhartono