WASHINGTON, iNews.id - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengaku sering berselisih soal kebijakan dengan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton. Presiden AS Donald Trump memecat sang kepala keamanan nasional, Selasa (10/9/2019).
"Berkali-kali Duta Besar Bolton dan saya tidak setuju, itu sudah pasti," kata Pompeo, dalam konferensi pers di Gedung Putih, seperti dikutip AFP, Rabu (11/9/2019).
Pejabat Mesir: Rencana Trump Pisahkan Pemerintahan Gaza dari Pasukan Stabilitas Internasional
"Presiden berhak atas staf yang dia inginkan," ujar Pompeo.
Dia juga menekankan: "Misi saya adalah memastikan saya menjalankan Departemen Luar Negeri untuk mengantarkan diplomasi Amerika."
Penasihat Keamanan AS Bolton Mundur, Bagaimana Nasib Pertemuan Trump-Rouhani?
Sebelumnya diberitakan, Trump secara mengejutkan mengumumkan memecat John Bolto lewat akun Twitter-nya, Selasa (10/9/2019). Namun, 20 menit sesudahnya, Bolton membalas dengan mencuit bahwa dia memutuskan mundur pada Selasa siang, atas keputusannya sendiri.
Bolton, yang bertahan selama 17 bulan di pucuk pimpinan kebijakan keamanan nasional pemerintahan Trump, selalu menjadi pejuang AS. Dibanding dibanding semua pejabat senior AS lainnya, dia selalu hampir bersedia mengerahkan pasukan militer dan melancarkan pertempuran.
John Bolton Si 'Pejuang' Penasihat Keamanan Nasional AS Mundur
Bolton dikenal sebagai sosok juru kampanye yang tidak menyesal atas invasi Irak yang kadang mengusulkan perang melawan Iran dan Korea Utara.
Bolton bergabung dengan pemerintahan AS kendarti ada perbedaan filosofis yang jelas dengan Trump.
Editor: Nathania Riris Michico
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku