Eks Agen Diserang Zat Kimia, Inggris Perketat Pengawasan Warga Rusia
LONDON iNews.id - Sebanyak 23 diplomat Rusia dan keluarga mereka meninggalkan London, Inggris, menuju Moskow, Rusia, Selasa 20 Maret. Hal ini menyusul ketegangan antara Inggris dan Rusia yang saling tuduh terkait serangan zat kimia terhadap mantan agen ganda, Sergei Skripal.
Dikutip dari Reuters, Rabu (21/3/2018), pesawat Ilyushin-96 milik Rusia, yang dilengkapi bendera nasional bernuansa putih, biru dan merah, melakukan penerbangan khusus dari Moskow ke bandara Stansted London. Pesawat ini tiba malam hari waktu setempat untuk menjemput para diplomat top Rusia dan keluarga mereka.
Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Theresa May menyalahkan Rusia atas serangan zat kimia beracun terhadap Skripal dan putrinya, Yulia. Ini menjadi serangan zat kimia pertama yang terjadi di Eropa sejak Perang Dunia II.
Karena hal ini, PM May mengusir 23 diplomat Rusia dan memberi mereka waktu sepekan untuk meninggalkan London. May menuduh mereka sebagai mata-mata yang bekerja di bawah selubung diplomatik.
Tak hanya itu, Pemerintah Inggris mengumumkan langkah baru untuk melacak orang Rusia yang masuk Inggris dengan tujuan mengganggu keamanan nasional.
Hal ini sejalan dengan pengumuman pada Rabu pekan lalu bahwa Inggris akan menyusun undang-undang baru yang memperkuat pertahanan terhadap aktivitas negara-negara yang tidak bersahabat.
Sebagai aski balas dendam, Rusia juga memberi 23 diplomat Inggris waktu satu pekan meninggalkan Moskow dan menutup British Council.
Rusia berulang kali membantah terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap Skripal dan putrinya. Rusia juga menolak menjelaskan mengenai Novichok, senjata kimia pelumpuh saraf yang digunakan untuk menyerang Skripal.
Skripal merupakan mantan agen militer Rusia yang mengkhianati puluhan mata-mata dan membelot ke Inggris.
Editor: Anton Suhartono