Erdogan: Macron Picu Bahaya bagi Prancis, Sebaiknya Segera Disingkirkan
ANKARA, iNews.id - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, kembali melontarkan pernyataan keras yang ditujukan pada Emmanuel Macron. Erdogan menyebut Macron sebagai beban dan memicu bahaya bagi Prancis.
Pernyataan tersebut diucapkan Erdogan kepada wartawan seusai salat Jumat di Ankara. Hubungan antara Turki dan Prancis diliputi ketegangan dalam beberapa bulan terakhir. Erdogan dan Macron kerap saling lempar tuduhan atas sejumlah permasalahan.
Paling menyita perhatian publik adalah kecaman Erdogan pada Macron yang dianggap menghina Islam saat merespons penerbitan karikatur Nabi Muhammad di Prancis.
Erdogan sebut Macron pria tersesat dan sarankan tes kejiwaan
Pada Oktober lalu, Erdogan melontarkan perkataan yang menyebut Macron butuh pemeriksaan kejiwaan. Ucapan Erdogan tersebut sebagai respons pernyataan orang nomor satu Prancis yang mendukung penerbitan kartun Nabi Muhammad.
Tak cukup sampai disitu, orang nomor satu Turki kembali menyinggung Macron dengan menyebutnya sebagai pria tersesat dan memintanya untuk introspeksi diri.
Perseteruan Erdogan-Macron berlanjut dalam konflik Nagorno-Karabakh yang melibatkan Armenia dan Azerbaijan--dua negara pecahan Uni Soviet yang berperang sejak 1990-an memperebutkan wilayah tersebut.
Macron menuding Turki ikut campur terlalu jauh dengan mengerahkan pejuang pro-Turki asal Suriah serta mendukung Azerbaijan dalam persenjataan tempur.
Prancis sebaiknya segera singkirkan Macron
Orang nomor satu Prancis itu juga menyebut Erdogan memperkeruh situasi dalam upaya Paris bersama AS dan Rusia--tergabung dalam Kelompok Minsk--mewujudkan gencatan senjata.
Menurut Erdogan, apa yang dilakukan Macron sama sekali tidak memberi dampak signifikan bagi Prancis. Sebaliknya, membawa negara tersebut ke jurang bahaya.
"Macron membebani Prancis. Macron dan Prancis sebenarnya sedang mengalami periode yang sangat berbahaya," ucapnya dikutip dari Reuters, Jumat (4/12/2020).
Lebih lanjut, Erdogan meminta rakyat dan politikus Prancis mengkritik manuver politik luar negeri Macron.
"Harapan saya adalah Prancis segera menyingkirkan Macron," ujarnya.
Editor: Arif Budiwinarto