Erdogan Sebut Gencatan Senjata Armenia dan Azerbaijan Tak Akan Bisa Dicapai, kecuali
ANKARA, iNews.id - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menilai gencatan senjata di Nagorno-Karabakh hanya mungkin terjadi jika pasukan yang didukung Armenia menarik diri dari seluruh wilayah Azerbaijan.
Nagorno-Karabakh merupakan wilayah Azerbaijan yang diklaim oleh separatis Armenia. Mereka memisahkan diri dari Azerbaijan pada 1990-an, namun belum diakui sebagai negara merdeka.
"Cara untuk mencapai gencatan senjata yang langgeng di wilayah ini bergantung pada penarikan orang Armenia dari setiap wilayah Azerbaijan," kata Erdogan, dalam pidatonya yang disiarkan televisi, seperti dilaporkan kembali AFP, Kamis (1/10/2020).
Turki sepenuhnya mendukung Azerbaijan, negara mayoritas berpenduduk muslim. Meski demikian Turki membantah tuduhan Armenia, negara berpenduduk mayoritas Kristen, bahwa mereka memberikan bantuan militer kepada Azerbaijan.
Pernyataan Erdogan itu disampaikan beberapa saat sebelum Presiden Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat, mengeluarkan pernyataan bersama, mendesak Armenia dan Azerbaijan menghentikan permusuhan dan berdialog untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata secepatnya dan tanpa syarat.
Menurut Erdogan, kepemimpinan Prancis, Rusia, dan AS di Minsk Group, dibentuk pada 1992 khusus untuk mengawasi konflik dua negara pecahan Uni Soviet itu, telah gagal memberikan solusi damai.
"Karena AS, Rusia, dan Prancis, yang disebut Minsk Group, telah mengabaikan masalah ini selama hampir 30 tahun, permintaan mereka untuk gencatan senjata saat ini tidak bisa diterima," kata Erdogan.
Editor: Anton Suhartono