Fakta-Fakta Penipu Ulung Hollywood Asal Indonesia, Nomor 6 Bikin Kaget
MANCHESTER, iNews.id - Aksi penipuan Hargobind Punjabi Tahilramani, pria asal Indonesia, berakhir setelah polisi Inggris berhasil meringkusnya. Hasil investigasi mengungkap sejumlah fakta menarik mengenai Tahilramani, apa saja?
Tahilramani yang dijuluki "Ratu Penipu Hollywood" atau sebutan lainnya Con Queen Hollywood pada 26 November 2020 di Manchester, Inggris. Kabar tersebut dikonfirmasi oleh FBI, namun mereka enggan memberikan informasi lebih rinci.
"Terdakwa telah ditangkap di Inggris berdasarkan permintaan penangkapan sementara yang diajukan oleh Amerika Serikat dengan maksud untuk mengekstradisinya. Kami tidakan akan berkomentar lebih lanjut," kata FBI dikutip dari Hollywood Reporter, Jumat (4/12/2020).
Departemen Kehakiman AS menyebut ada delapan dakwan federal yang dijatuhkan pada pria 41 tahun. Selain itu, FBI juga membuka segel dakwaan sebanyak tujuh halaman Grand Jury yang berisi sejumlah informasi terkait aksi penipuan Tahilramani
Berikut fakta-fakta Tahilramani, penipu ulung Hollywood asal Indonesia.
1. Tempat, tanggal lahir
Bernama lengkap Hargobind Punjabi Tahilramani lahir di Jakarta, tanggal 31 Oktober 1979. Dia memiliki darah keturunan India dari orang tuanya. Tidak diketahui dengan jelas kehidupan pria yang akrab disapa Hargobind selama tinggal dan besar di Indonesia.
2. Jadi buronan FBI dan detektif swasta
Sebelum berhasil ditangkap oleh Polisi Manchester, Inggris, Hargobind sempat menjadi orang paling dicari oleh FBI dan detektif swasta asal K2 Integrity (dulu disebut K2 Intelligence), perusahaan keamanan korporasi berbasis di New York, AS.
3. Menipu pakai identitas orang terkenal
Surat dakwaan, yang dimulai pada awal Oktober, memberikan penjelasan baru tentang sejauh mana penipuan Con Queen, yaitu cakupan dan jangkauan orang-orang yang identitasnya dipakai oleh Con Queen.
"Tahilramani dan komplotannya secara tidak benar akan mengklaim sebagai eksekutif industri hiburan terkenal, individu yang bekerja dengan eksekutif industri hiburan, dan anggota keluarga dari eksekutif industri hiburan," demikian isi dakwaan yang dikutip dari The Hollywood Reporter, Jumat (4/12/2020).
4. Cara menipu
Dengan menggunakan nama Gobind Tahil, dia menyamar sebagai tokoh perempuan terkenal, termasuk beberapa tokoh Hollywood seperti Amy Pascal dan Kathleen Kennedy. Gobind memakai persona tersebut untuk meyakinkan orang-orang untuk membangun karier mereka di seni kreatif bepergian ke Indonesia dengan janji-janji manis.
Sesampai di Indonesia, korban harus menyerahkan tanda pembayaran tunai untuk layanan logistik seperti jasa driver dan janji pertemuan.
Tanda pembayaran itu lantas dijanjikan untuk di-reimburse alias diganti belakangan. Namun, proyek itu tidak pernah terwujud dan uangnya lenyap.
5. Disertai intimidasi
Dalam membujuk calon korban agar mau bekerjasama dengannya, Gobind kerap melontarkan ancaman jika orang-orang mempertanyakan identitas yang dipakainya atau mencoba menarik diri dari kesepakatan.
Dia juga tak segan mengancam untuk merusak profesional industri hiburan atau mengirim foto anak-anak dari para profesional industri hiburan.
6. Jago menyamar
Dimulai sejak 2015, Tahilramani diduga telah menjerat banyak korban menggunakan identitas palsu orang terkenal Hollywood.
Pada 2017, dia meniru Ketua Sony Amy Pascal, produser Star Wars Kathleen Kennedy dan mantan bios Paramount Pictures, Sherry Lansing.
Selain tokoh-tokoh Hollywood, Tahilramani juga mengincar orang-orang yang sangat menonjol di bidang lain, termasuk media, politik, dan bisnis internasional.
Dia pernah menipu dengan berpura-pura jadi Wendi Murdoch, istri pimpinan Fox Rupert Murdoch, dan Christine Hearst Schwarzman, pengacara kekayaan intelektual dan istri CEO Group Blackstone, Stephen Schwarzmann.
7. Jadi influencer di Instagram
Tahun 2016, Tahilramani mulai jadi influencer di Instagram yang khusus mengulas budaya makanan London. Dia merupakan pembawa acara "Purebytes", sebuah akun Instagram yang memiliki lebih dari 50.000 pengikut pada Januari 2019.
Di situ, Tahilramani mencitrakan dirinya sebagai seorang penulis pecinta makanan keren dan petualang yang pernah menghabiskan masa kecilnya di Indonesia dan Amerika Serikat
Editor: Arif Budiwinarto