Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 7 Fakta Serangan Iran ke Pangkalan Militer AS di Qatar: Serangan Balasan yang Bikin Geger Gedung Putih!
Advertisement . Scroll to see content

Gabung dengan Australia, AS Bangun Pangkalan Militer di Papua Nugini

Sabtu, 17 November 2018 - 13:09:00 WIB
Gabung dengan Australia, AS Bangun Pangkalan Militer di Papua Nugini
Mike Pence (kanan) bertemu dengan Scott Morrison di Port Moresby, Papua Nugini (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

PORT MORESBY, iNews.id - Amerika Serikat (AS) memastikan akan bergabung dengan Australia mengembangkan Pangkapal Angkatan Laut Lombrum di Pulau Manus, Papua Nugini. Australia sejak lama menjadi sekutu militer AS.

Hal itu diungkapkan Wakil Presiden Mike Pence yang berkunjung ke Papua Nugini untuk mengikuti KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), Sabtu (17/11/2018).

"Amerika Serikat akan bermitra dalam insiatif bersama dengan Papua Nugini dan Australia (membangun) Pangkalan Angkatan Laut Lombrum," kata Pence, dikutip dari AFP.

Pence menjelaskan, kerja sama ini bertujuan untuk menjaga kedaulatan dan keamanan di Pasifik.

"Kami akan bekerja sama dengan dua negara ini untuk melindungi kedaulatan dan hak maritim di pulau-pulau Pasifik," kata Pence.

Keputusan AS ini tak lepas dari peran China yang semakin menunjukkan dominasinya di Pasifik, termasuk Laut China Selatan. China menggelontorkan miliara dolar AS untuk membangun infrastruktur, termasuk militer, di pulau-pulau Pasifik yang sebenarnya masih disengketakan.

Langkah AS untuk hadir di Papua Nugini juga tak lepas dari laporan hadirnya China di Vanuatu. Ada kemungkinan China membuka pangkalan militer di sana.

Australia mengkritik 'diplomasi lunak' China di kawasan serta upaya mereka untuk meningkatkan pengaruh. Namun Perdana Menteri Australia Scott Morrison memperingatkan konfrontasi ini tidak boleh merusak hubungan China dengan AS.

"Tak bisa dihindari, dalam periode mendatang, kami akan mengarahkan kompetisi strategis AS-China di tingkat yang lebih tinggi," kata Morrison.

Australia kini berada di tengah konflik geopolitik abad ke-21, pertempuran untuk merebut pengaruh di Pasifik Selatan.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut