SEOUL, iNews.id - Korea Utara (Korut) merespons keputusan tetangganya, Korea Selatan (Korsel), yang keluar dari kesepakatan militer kedua negara, Perjanjian Militer Komprehensif (CMA), yang diteken pada 2018. Korut menyebut Korsel harus bertanggung jawab penuh jika terjadi perang yang tidak bisa diakhiri lagi.
Korsel membuat keputusan itu setelah Korut meluncurkan satelit mata-mata pada Selasa malam lalu.
Miliarder John Catsimatidis Frustrasi setelah Zohran Mamdani Jadi Wali Kota Muslim Pertama New York City
Merespons keputusan tersebut, Korut akan menambah kekuatan militernya di perbatasan dengan Korsel, baik personel maupun persenjataan. Bahkan Korut akan mengerahkan senjata-senjata terbarunya.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Korut menyatakan, pihaknya akan menempatkan kekuatan penuh kembali di perbatasan dengan Korsel seperti saat sebelum perjanjian diteken. Perjanjian itu ditandatangani semasa pemerintahan Presiden Korsel Moon Jae In untuk meredakan ketegangan di perbatasan.
Korut Rilis Foto Kim Jong Un Lihat Gambar Pangkalan Militer AS Setelah Luncurkan Satelit Mata-Mata
Korut dan Korsel secara teknis masih berstatus perang karena kedua negara belum meneken perjanjian damai permanen sejak Perang Korea 1950-1953. Keduanya sebatas menyepakati gencatan senjata tanpa batas waktu.
“Mulai sekarang, tentara kami tidak lagi terikat dengan Perjanjian Militer Korut-Korsel 19 September. Kami akan menarik langkah-langkah militer yang diambil untuk mencegah ketegangan dan konflik militer di semua bidang termasuk darat, laut, dan udara, serta mengerahkan angkatan bersenjata lebih kuat dan perangkat keras militer tipe baru di sepanjang Garis Demarkasi Militer,” bunyi pernyataan Kemhan Korut.
Korsel Beri Tindakan Tegas usai Korut Luncurkan Satelit Mata-Mata
Korut meluncurkan satelit mata-mata pada Selasa lalu dalam percobaan ketiga. Peluncuran kali ini, menggunakan roket berteknologi rudal balistik, sukses menempatkan satelit tersebut ke orbitnya. Dua peluncuran sebelumnya gagal setelah roket meledak di udara.
Keberhasilan peluncuran roket kali ini memicu spekulasi bahwa Korut mendapat teknologi dari Rusia. Seperti diketahui bulan lalu Pemimpin Korut Kim Jong Un berkunjung ke Rusia dan bertemu Presiden Vladimir Putin. Kim juga mengunjungi fasilitas luar angkasa Rusia. Putin berjanji akan membantu Korut membangun teknologi luar angkasanya.
Korut Luncurkan Satelit Mata-Mata, Jepang dan Korsel Keluarkan Peringatan Waspada
Para pejabat Korsel mengatakan, peluncuran satelit Korut kemungkinan besar melibatkan bantuan teknis Rusia di bawah kerja sama imbal balik. Korut mendapat teknologi luar angkasa Rusia, sementara Rusia menerima jutaan peluru artileri ke Rusia untuk perang di Ukraina.
Rusia dan Korut berkali-kali menepis telah menjalin kerja sama militer. Meski demikian kedua pihak sepakat membangun kerja sama lebih dalam, termasuk di bidang satelit.
Editor: Anton Suhartono
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku