Gawat! Putin Tegaskan Rusia Siap Konfrontasi dengan NATO

MOSKOW, iNews.id - Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan negaranya siap menghadapi semua musuh, termasuk aliansi pertahanan NATO yang beranggotakan 31 negara. Rusia, tegas Putin, sudah siap dengan segala skenario terburuk.

Dia menyampaikan komentar itu menanggapi pertanyaan wartawan, apakah Rusia siap jika harus konfrontasi langsung dengan NATO. Hal itu terkait dengan insiden baru-baru ini melibatkan pesawat tempur Rusia dan drone mata-mata Amerika Serikat (AS) di Suriah.

Baca Juga

Kapal Mata-mata Rusia Tembakkan Laser ke Pilot Jet Tempur Inggris

“Tidak ada yang menginginkan ini,” kata Putin, merujuk pada konfrontasi langsung, dikutip dari RT, Minggu (30/7/2023).

Dia menambahkan, sejauh ini belum ada pembicaraan khusus antara pejabatnya dengan AS membahas serangkaian insiden melibatkan jet tempurnya dengan drone AS. Putin berharap pembicaraan itu tak terjadi. Pasalnya, jika ada pembicaraan, berarti konflik sudah benar-benar terjadi.

Baca Juga

Putin Bertemu Lukashenko di St Petersburg, Pertama Kali sejak Pemberontakan Wagner

Meski demikian, dia menegaskan Rusia siap merespons segala kemungkinan, seraya menggarisbawahi negaranya tak akan membuat ulah lebih dulu.

“Jika seseorang menginginkannya, dan itu bukan kami, maka kami siap,” tuturnya.

Baca Juga

Putin Sebut Serangan Balasan Ukraina Gagal, Ratusan Tank Buatan Barat Hancur

Kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah Oleg Gurinov mengatakan, total 23 insiden berbahaya melibatkan pesawat militernya dengan koalisi pimpinan AS sejak awal 2023. Sebagian besar insiden terjadi pada Juli yang mencerminkan peningkatan eskalasi.

Baca Juga

Putin Ancam Gunakan Bom Klaster jika Diserang: Kami Punya Cukup Stok!

Dalam 11 kasus, pilot Rusia menjadi sasaran penargetan pesawat-pesawat tempur negara Barat. Insiden seperti itu memicu pengaktifan otomatis sistem pertahanan pada pesawat yakni dengan melepas flare umpan.

Rusia sebelumnya berulang kali memperingatkan AS dan sekutunya soal potensi konflik langsung dengan NATO, khususnya di tengah konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.