Gegara Polemik Air Radioaktif, Kedubes Jepang di China Terima Teror
TOKYO, iNews.id - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida meminta China menghentikan warganya yang meneror Kedubes Jepang di Beijing. Selain itu pelemparan dan telepon teror juga menimpa staf diplomatik Jepang hingga sekolah.
Penyebanya, diduga karena polemik air radioaktif PLTN Fukushima yang dibuang ke laut lepas, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (30/8/2023).
"Harus saya katakan ini sangat disayangkan," kata Kishida.
Dia mengatakan Wakil Menteri Urusan Luar Negeri Masataka Okano memanggil duta besar China Wu Jianghao, untuk meminta warga China bertindak dengan tenang dan bertanggung jawab.
Pembuangan air limbah yang diolah ke laut sudah dilakukan pekan lalu. Proses pembuangan akan berlanjut selama beberapa dekade.
Kebijakan itu telah mendapat penentangan keras dari kelompok nelayan dan negara-negara tetangga. China sudah melarang impor semua produk laut Jepang sebagai respons keras.
Di Korea Selatan, ribuan orang bergabung dalam unjuk rasa akhir pekan lalu untuk mengutuk pembuangan tersebut.
China belum merespons permintaan dari Jepang untuk diskusi ilmiah bersama tentang pelepasan ini oleh para ahli. Jepang menyebut rencana ini dilihat oleh banyak negara sebagai ilmiah dan transparan.
Pemerintah Jepang dan operator pembangkit listrik mengatakan air limbah radioaktif yang telah terakumulasi sejak kecelakaan Maret 2011 di PLTN Fukushima.
Totalnya mencapai 134 juta ton dan disimpan dalam sekitar 1.000 tangki.
Jepang sudah berjanji menjaga nelayan dari dampak larangan impor China dan akan mengumumkan langkah-langkah dukungan dalam pekan ini.
Kementerian Luar Negeri Jepang mengeluarkan peringatan perjalanan dan mengajurkan warga Jepang untuk lebih berhati-hati di China.
Di dalam negeri, rencana pembuangan ini telah menghadapi penentangan sengit dari kelompok nelayan Jepang yang khawatir hal ini akan lebih merusak reputasi produk laut dari area Fukushima.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq