Gelar Latihan Perang Dekat Wilayah Taiwan, China: Peringatan Serius bagi Pasukan Asing
BEIJING, iNews.id - Pemerintah China menegaskan latihan militer di dekat wilayah Taiwan merupakan peringatan serius bagi pasukan asing. Pernyataan tersebut disampaikan setelah pemerintahan Amerika Serikat yang baru menegaskan dukungan kuat bagi Taiwan dalam menghadapi ancaman China.
Juru Bicara Kantor Urusan Taiwan Zhu Fenglian mengatakan, latihan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) bertujuan menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayah.
“Mereka (militer China) sungguh-sungguh memberi peringatan kepada pasukan luar untuk menghentikan gangguan dan dengan tegas memperingatkan pasukan separatis untuk menghentikan provokasi,” ujar Zhu, dikutip AFP Kamis (28/1/2021).
Dia menekankan, China punya pilihan untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menangani gangguan yang ada, termasuk menggunakan kekuatan.
Masalah Taiwan, tegas dia, merupakan inti paling penting dan sensitif dalam hubungan negaranya dengan AS.
Departemen Luar Negeri AS sebelumnya mendesak China untuk menghentikan tekanan politik, ekonomi, maupun militer, serta menegaskan komitmen untuk mendukung Taiwan dalam mempertahankan diri.
Taiwan juga mengecam penyusupan pesawat-pesawat militer China ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara yang semakin sering dilakukan.
Pada Sabtu lalu, China mengerahkan 12 pesawat militer, yakni delapan pengebom dan empat jet tempur melintasi zona pertahanan udara yang direspons dengan menyiagakan rudal pertahanan.
Seperti diketahui, Taiwan memisahkan diri dari China pada akhir perang saudara pada 1949 dan terus-menerus berada di bawah ancaman invasi. Sementara AS mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke China pada 1979, namun tetap menjadi sekutu tidak resmi dan pendukung militer terpenting bagi Taiwan.
Mantan presiden Donald Trump membuat hubungan AS dengan Taiwan lebih hangat dengan menyetujui penjualan senjata.
Pemerintahan Joe Biden juga menawarkan dukungan kuat kepada Taiwan. Bahkan duta besar de facto Taiwan untuk AS diundang secara resmi ke pelantikan Biden pada 20 Januari lalu.
Editor: Anton Suhartono