Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Duh, Ratusan Perempuan Diperkosa Pemberontak saat Melarikan Diri dari Medan Konflik Sudan
Advertisement . Scroll to see content

Gencatan Senjata di Sudan Sudah Diperpanjang tapi Bentrokan Terus Terjadi

Rabu, 31 Mei 2023 - 07:14:00 WIB
Gencatan Senjata di Sudan Sudah Diperpanjang tapi Bentrokan Terus Terjadi
Bentrokan antara tentara dan kelompok paramiliter di Sudan terus terjadi, meskipun gencatan senjata telah diperpanjang lima hari. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

KHARTOUM, iNews.id - Bentrokan antara tentara dan kelompok paramiliter di Sudan terus terjadi, meskipun gencatan senjata telah diperpanjang lima hari. Penduduk berharap gencatan senjata berhasil dan kehidupan kembali normal. 

"Kami berharap gencatan senjata ini berhasil meskipun hanya untuk sedikit menghentikan perang. Kami berharap dapat kembali ke kehidupan normal. Kami memiliki harapan pada gencatan senjata dan kami tidak memiliki pilihan lain," kata penduduk tua Khartoum, Hind Sabre (53).

Tentara dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat paramiliter (RSF) setuju untuk memperpanjang kesepakatan gencatan senjata selama lima hari. Gencatan senjata sebelumnya berakhir pada Senin (29/5/2023) malam.

Gencatan senjata itu ditengahi dan dipantau dari jarak jauh oleh Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS). Mereka mengatakan, masing-masing faksi telah melanggar kesepakatan gencatan senjata. Meski begitu, mereka masih mengizinkan pengiriman bantuan kepada sekitar 2 juta orang yang terjebak di perang Sudan.

Beberapa jam sebelum perpanjangan gencatan senjata ditandatangani, penduduk melaporkan pertempuran intensif di tiga kota yang bersebelahan yakni Khartoum, Omdurman, dan Bahri. Bentrokan berlanjut pada Selasa malam di pinggiran kota.

Dalam sebuah pernyataan, RSF menuduh tentara melanggar gencatan senjata. RSF mengklaim mereka mempertahankan diri dari serangan dan mengambil alih sebuah pangkalan militer.

Perang telah menyebabkan hampir 1,4 juta orang meninggalkan rumah mereka, termasuk lebih dari 350.000 orang yang telah menyeberang ke negara tetangga. Area ibu kota telah dilanda penjarahan yang meluas dan sering terjadi pemadaman listrik dan pasokan air. Sebagian besar rumah sakit telah berhenti beroperasi.

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut