Gencatan Senjata Gaza, Trump Akan Berkunjung ke Mesir dan Israel
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan berkunjung ke Timur Tengah akhir pekan ini terkait gencatan senjata Hamas-Israel yang diteken pada Rabu (8/10/2025). Hamas dan Israel menggelar negosiasi gencatan senjata tidak langsung di Sharm El Sheikh, Mesir.
"Perdamaian untuk Timur Tengah, itu ungkapan yang indah, dan kami berharap itu akan menjadi kenyataan, tapi itu sudah sangat dekat, mereka melakukannya dengan sangat baik," kata Trump, dikutip dari Anadolu, Kamis (9/10/2025).
Dia mungkin akan berangkat pada Minggu untuk bertemu dua utusan AS yang memediasi gencatan senjata Hamas-Israel yakni utusan untuk Timur Tengah Steve Witkoff dan menantunya Jared Kuhsner.
"Kita memiliki tim yang hebat di sana, negosiator hebat, dan negosiator yang hebat juga di pihak lawan," ujarnya.
Trump menyebut negosiasi dengan Hamas berjalan dengan baik hingga kesepakatan bisa dicapai.
Keputusannya untuk pergi ke Timur Tengah juga atas permintaan Menteri Luar Negeri Marco Rubio. Saat konferensi pers berlangsung di Gedung Putih, Rubio menghubunginya dengan mengatakan kehadiran Trumo dibutuhkan.
Trump mengatakan, Mesir adalah salah satu negara yang akan dikunjungi karena di sanalah negosiasi berlangsung. Selain itu Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi juga mengundangnya.
Tentu saja. Saya akan melakukannya. Saya mungkin akan melakukannya. Kami belum memutuskan secara pasti, kemungkinan besar, saya akan berangkat ke Mesir," ujarnya.
Portal berita Axios melaporkan Trump akan berkunjung ke Israel. Ada kemungkinan Trump berpidato di parlemen Knesset.
"Mereka ingin saya berpidato di Knesset dan saya pasti akan melakukan jika mereka menginginkan," kata Trump, kepada Axios.
Trump juga melakukan percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas dicapai.
"Percakapan telepon saya dengan Bibi (Netanyahu) sangat luar biasa. Dia sangat bahagia. Seharusnya begitu. Ini adalah pencapaian luar biasa. Seluruh dunia telah bersatu untuk mencapai kesepakatan ini, termasuk negara-negara yang dulunya bermusuhan," katanya.
Editor: Anton Suhartono