Hamas Kirim Pesan Video ke Keluarga Sandera Israel, Sebut Netanyahu Pilih Perang
GAZA, iNews.id - Sayap militer Hamas Brigade Izzuddin Al Qassam mengirim pesan melalui video kepada keluarga dari para sandera Israel yang ditemukan tewas di Jalur Gaza. Menurut Al Qassam, pemerintah Israel memilih untuk melanjutkan perang ketimbang membebaskan warganya yang disandera.
Netanyahu memilih untuk mempertahankan pasukan di Koridor Philadelphi merujuk pada garis perbatasan Gaza dengan Mesir sepanjang 14 km ketimbang memulangkan sandera dalam keadaan hidup. Penjelasan itu merujuk pada syarat baru yang diajukan Israel dalam negosiasi gencatan senjata terbaru sehingga membuat kesepakatan batal dicapai.
"Kepahlawanan macam apa ini? Anda mengambil mereka sebagai mayat setelah sengaja membunuhnya," demikian pernyataan seorang anggota Al Qassam dalam video, menjelaskan bahwa keenam sandera itu tewas justru akibat ditembak Israel, seperti dilaporkan kembali Anadolu, Senin (2/9/2024).
"Mereka masih hidup dan seharusnya dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan," demikian isi pesan, merujuk pada pembicaraan kesepakatan gencata pada Juli lalu.
Video itu juga menunjukkan video serangan udara Israel di Jalur Gaza serta foto enam sandera yang tewas.
"Mereka telah menjadi bagian dari sejarah," bunyi pesan video.
Surat kabar Israel Haaretz, mengutip sumber Israel, mengatakan tiga dari enam sandera yang tewas di Gaza seharusnya dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan gencatan senjata. Namun pembicaraan gencatan senjata gagal menghasilkan keputusan apa pun.
Israel memperkirakan lebih dari 100 sandera masih ditahan di Gaza, namun beberapa di antaranya diyakini telah tewas.
Anggota Al Qassam melanjutkan, Netanyahu menciptakan lebih banyak Ron Arad, tentara Israel yang hilang di Gaza. Dia merupakan perwira sistem persenjataan Angkatan Udara Israel.
Media Israel melaporkan kelompok perlawanan Lebanon menangkapnya kemudian menyerahkannya ke Hizbullah selama konflik kedua pihak pada 1985-2000.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada 2006 menegaskan tak mengetahui nasib Arad. Menurut Nasrallah Arad mungkin telah mati atau hilang.
Editor: Anton Suhartono