Hamas Tunggu Respons Israel, Gencatan Sejata di Gaza Segera Tercapai?
KAIRO, iNews.id - Hamas masih menunggu respons Israel terkait usulan gencatan senjata di Jalur Gaza. Sebelumnya kelompok tersebut melonggarkan tuntutan mereka terkait proposal damai yang diajukan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
“Kami telah menyerahkan respons kami kepada para mediator dan menunggu tanggapan dari penjajah (Israel),” kata seorang sumber pejabat Hamas, kepada Reuters, dikutip dari Reuters, Minggu (7/7/2024).
Gencatan senjata tiga fase di Gaza diajukan Biden pada akhir Mei lalu. Dari situ babak baru pembicaraan dimulai dengan mediasi Mesir dan Qatar. Pembicaraan sempat terancam gagal karena perbedaan prinsip dari poin kesepakatan antara Hamas dan Israel.
Seorang pejabat Hamas lain mengatakan, delegasi Israel yang dipimpin kepala badan intelijen Mossad masih melakukan pembicaraan dengan Qatar.
“Mereka sedang mendiskusikan tanggapan Hamas dan Israel berjanji akan memberikan tanggapan dalam beberapa hari,” kata pejabat tersebut.
Kedua pejabat Hamas itu meminta nama mereka untuk tak dipublikasikan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengatakan, perundingan akan dilanjutkan pekan depan namun belum memberikan batas waktu secara rinci.
Sebelumnya Hamas melonggarkan tuntutan, yakni Israel harus terlebih dahulu membuat komitmen untuk menyetujui gencatan senjata permanen sebelum penandatanganan. Setelah direvisi, kelompok perlawanan yang menguasai Jalur Gaza tersebut akan melakukan perundingan baru untuk mencapai tujuan tersebut selama 6 pekan, sesuai skema durasi gencatan senjata fase pertama yang diajukan Biden.
Proposal tersebut bisa menghasilkan kesepakatan kerangka kerja jika diterima oleh Israel guna mengakhiri perang yang sudah memasuki bulan ke-9.
Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) William Burns akan berangkat ke Qatar pekan ini untuk membantu negosiasi.
Lebih dari 38.000 warga Gaza tewas akibat serangan militer Israel sejak 7 Oktober 2023, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Gencatan senjata sejauh ini hanya tercapai sekali, yakni pada akhir November 2023. Saat itu Hamas membebaskan lebih dari 100 sandera Israel. Sebaliknya Israel melepas lebih dari 1.000 tahanan Palestina.
Editor: Anton Suhartono