Haru! Ini Pesan Terakhir Jurnalis Al Jazeera Anas Al Sharif yang Gugur Dibom Israel
DOHA, iNews.id - Militer Israel secara brutal mengebom tenda yang dihuni para jurnalis Al Jazeera di Kota Gaza, Minggu (10/8/2025) malam. Akibatnya lima jurnalis gugur, termasuk Anas Al Sharif yang ternyata sudah diincar sejak lama oleh Israel.
Tentara Israel mengklaim Al Sharif dan jurnalis stasiun televisi Al Jazeera lainnya bekerja untuk Hamas, tuduhan yang dibantah keras oleh perusahaan media yang berbasis di Doha, Qatar, itu.
Pesan terakhir Anas Al Sharif dibagikan di akun media sosial X. Anas menulis pesan tersebut pada 6 April 2025 dan mewasiatkan agar dirilis setelah dirinya meninggal.
Pesan itu berisi ucapan selamat tinggal kepada orang-orang terkasih serta seruan untuk membebaskan Palestina serta penduduknya dari kekejian Israel.
Berikut pesan lengkap Anas AL Sharif:
Inilah wasiat dan pesan terakhir saya. Jika kata-kata ini sampai kepada Anda, ketahuilah bahwa Israel berhasil membunuh saya dan membungkam suara saya.
Pertama, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Allah tahu saya telah mengerahkan segenap upaya dan kekuatan untuk menjadi pendukung dan suara bagi masyarakat saya, sejak saya membuka mata terhadap kehidupan di gang-gang dan jalan-jalan kamp pengungsi Jabalia.
Harapan saya adalah Allah akan memperpanjang umur saya agar saya bisa kembali bersama keluarga dan orang-orang terkasih ke kota asal kami, Asqalan (Al Majdal) yang diduduki. Namun, kehendak Allah lebih dulu, dan ketetapan-Nya bersifat final.
Saya telah mengalami kepedihan dalam semua detail, merasakan penderitaan dan kehilangan berkali-kali, namun saya tak pernah ragu menyampaikan kebenaran apa adanya, tanpa distorsi atau pemalsuan, agar Allah menjadi saksi bagi mereka yang tetap diam, mereka yang menerima pembunuhan terjadap kami, mereka yang mencekik napas kami, dan yang hatinya tak tergerak oleh mayat anak-anak dan perempuan yang bergelimpangan, tanpa melakukan apa pun untuk menghentikan pembantaian yang telah dihadapi rakyat kami selama lebih dari 1,5 tahun.
Saya memercayakan Palestina kepada Anda, permata mahkota dunia Muslim, detak jantung setiap orang merdeka di dunia ini. Saya memercayakan para penduduknya kepada Anda, anak-anaknya yang terzalimi dan tak berdosa yang tak pernah punya waktu untuk bermimpi atau hidup dalam keamanan dan kedamaian. Tubuh mereka yang hancur sepenuhnya di bawah ribuan ton bom dan rudal Israel, terkoyak dan berserakan di dinding-dinding.
Saya mendesak Anda untuk tidak membiarkan rantai membungkam Anda, atau perbatasan mengekang Anda. Jadilah jembatan menuju pembebasan tanah dan rakyatnya, hingga matahari martabat dan kebebasan terbit di atas tanah air kita yang dicuri.
Saya memercayakan Anda untuk menjaga keluarga saya. Kutitipkan padamu putriku tercinta, Sham, cahaya mataku, yang tak pernah kulihat tumbuh dewasa seperti yang kuimpikan.
Kutitipkan kepadamu putraku tersayang, Salah, yang ingin untuk aku dukung dan dampingi sepanjang hidup hingga dia tumbuh cukup kuat untuk memikul bebanku dan melanjutkan misi ini.
Kutitipkan padamu ibuku tercinta, dengan doa-doanya yang penuh berkah telah membawaku ke tempatku berada saat ini, yang doanya menjadi bentengku, dan yang cahayanya membimbing jalanku. Kudoakan semoga Allah memberinya kekuatan dan membalasnya dengan pahala terbaik untukku.
Kutitipkan pula padamu pendamping hidupku, istriku tercinta, Ummu Salah (Bayan), yang telah memisahkanku dari perang selama berhari-hari dan berbulan-bulan. Namun dia tetap setia pada ikatan kami, seteguh batang pohon zaitun yang tak goyah, sabar, tawakal kepada Allah, dan memikul tanggung jawab saat aku tiada dengan segenap kekuatan dan keyakinannya.
Saya meminta kepada Anda untuk berdiri di samping mereka, menjadi penopang mereka di samping Allah SWT.
Jika saya mati, saya mati dengan keteguhan terhadap prinsip-prinsi. Saya bersaksi di hadapan Allah bahwa saya ridha dengan ketetapan-Nya, yakin akan bertemu dengan-Nya, dan yakin bahwa apa yang ada di sisi Allah lebih baik dan kekal.
Ya Allah, terimalah aku di antara para syuhada, ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, dan jadikanlah darahku cahaya yang menerangi jalan kebebasan bagi umatku dan keluargaku. Ampunilah aku jika aku telah lalai, dan doakanlah aku dengan penuh kasih, karena aku telah menepati janjiku dan tidak pernah mengingkarinya.
Jangan lupakan Gaza dan jangan lupakan aku dalam doa-doa tulus-Mu untuk pengampunan dan keridaan-Nya.
Anas Jamal Al Sharif
06.04.2025
Editor: Anton Suhartono