Hasil Akhir Penyelidikan MH370: Kendali Pesawat Mungkin Dimanipulasi
KUALA LUMPUR, iNews.id - Kementerian Perhubungan Malaysia merilis hasil akhir penyelidikan hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370, Senin (30/7/2018). Sebagaimana disebutkan keluarga korban yang sudah menerima hasil penyelidikan lebih dulu, tak ada informasi yang baru mengenai penyebab hilangnya pesawat Boeing 777 rute Kuala Lumpur-Beijing tersebut.
Hasil penyelidikan menyebut, ada kemungkinan kendali pesawat sengaja dimanipulasi oleh pihak lain, sehingga MH370 meninggalkan rute seharusnya hingga ribuan kilometer. Tapi penyelidik tak bisa menentukan siapa yang harus bertanggung jawab atas manipulasi kendali pesawat ini.
"Jawabannya hanya bisa disimpulkan jika puing-puing pesawat ditemukan," kata Kok Soo Chon, kepala tim penyelidikan MH370, dikutip dari Reuters.
Berbagai teori dikemukakan para ahli untuk mengungkap misteri hilangnya pesawat. Teori yang menyebut kendali pesawat diambil alih memang cukup dominan. Disebutkan, seseorang mungkin mematikan transponder MH370 sebelum mengalihkannya ke Samudera Hindia.
Komunikasi terakhir dari pesawat berasal dari Kapten Zaharie Ahmad Shah yang mengatakan, "Selama malam, Malaysia 370." Saat itu pesawat meninggalkan wilayah udara Malaysia.
Dokumen penyelidikan setebal 440 halaman yang dirilis Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) tahun lalu mengungkap, enam pekan sebelum kejadian Zaharie bermain dengan mesin simulator di rumahnya. Data mengungkap, rute yang dibuatnya di mesin simulator mirip dengan MH370 yang hilang.
Namun laporan tim forensik kepolisian Malaysia menyebut, tidak ada hal mencurigakan dengan mesin simulator Zaharie, kecuali sekadar menjadikannya sebagai permainan.
Hal ini dipertegas dengan pernyataan Kok bahwa tak ada catatan mencurigakan dari pilot dan asistennya, baik terkait latar belakang dan kondisi mental mereka.
Pesawat MH370 mengangkut 239 penumpang dan kru, sebagian besar berasal dari China. Selain China, mereka berasal dari 14 negara. Negara-negara bersangkutan mengirim data kepada penyelidik, tak ada seorang pun dari mereka yang mengalami latar belakang bermasalah.
Editor: Anton Suhartono