Hasil Uji Coba Vaksin Corona dari Oxford Menggembirakan, Mungkin Digunakan Tahun Ini
LONDON, iNews.id - Uji coba tahap awal vaksin virus corona yang dikembangkan AstraZeneca bersama Universitas Oxford Inggris menunjukkan hasil menggembirakan.
Dalam uji coba terhadap manusia, vaksin menghasilkan respons kekebalan terhadap virus, sebagaimana data yang dirilis Senin (20/7/2020). Uji coba ini memunculkan harapan besar bahwa vaksin bisa digunakan pada akhir tahun ini.
Disebut AZD1222, vaksin tersebut digambarkan oleh kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai kandidat utama dalam perlombaan menghentikan pandemi Covid-19 yang sejauh ini telah merenggut lebih dari 610.000 nyawa di seluruh dunia. Sejauh ini ada 150 vaksin yang dikmbangkan di seluruh dunia, termasuk oleh China dan Amerika Serikat.
Vaksin AstraZeneca dan Universitas Oxford ini juga tidak menimbulkan efek samping serius, demikian hasil uji coba yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet. Respons lebih kuat ditunjukkan pada orang yang menerima dua dosis vaksin.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memuji hasil uji coba tersebut dengan menyebutnya sebagai berita sangat positif, meskipun para peneliti mengingatkan proyek ini masih pada tahap awal.
“Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum kami dapat memastikan apakah vaksin ini bisa membantu mengendalikan pandemi Covid-19,” kata ilmuwan yang mengembangkan vaksin, Sarah Gilbert, dikutip dari Reuters, Selasa (21/7/2020).
“Kami masih belum tahu seberapa kuat respon kekebalan yang dibutuhkan untuk secara efektif melindungi dari infeksi SARS-CoV-2,” katanya, melanjutkan.
AstraZeneca telah menandatangani perjanjian dengan pemerintah di seluruh dunia untuk memasok vaksin jika hasil uji coba sukses dan mendapatkan persetujuan dari regulator. Apalagi perusahaan berjanji tidak akan mengambil keuntungan dari pandemi ini.
Perusahaan telah menandatangani kesepakatan untuk memproduksi dan memasok lebih dari 2 miliar dosis, di mana 300 juta dosis di antaranya akan dialokasikan untuk AS.
AZD1222 saat ini telah memasuki uji coba tahap akhir berskala besar.
CEP AstraZeneca Pascal Soriot mengatakan, perusahaan berada di jalur yang tepat untuk memproduksi dosis pada September. Namun itu akan sangat bergantung pada seberapa cepat uji coba tahap akhir dirampungkan, mengingat prevalensi Covid-19 di Inggris sudah menurun.
Uji coba tahap akhir sedang berlangsung di Brasil dan Afrika Selatan dan akan dimulai di Amerika Serikat, di mana prevalensi lebih tinggi.
Hasil uji coba menunjukkan respons kekebalan lebih kuat pada 10 orang yang diberi dosis ekstra setelah 28 hari. Namun Gilbert mengatakan, uji coba tahap awal ini belum bisa memastikan apakah setiap pasien perlu mendapat dua dosis atau cukup satu untuk memberikan kekebalan.
Uji coba melibatkan 1.077 orang dewasa berusia 18-55 tahun yang sehat dan tanpa riwayat Covid-19.
Editor: Anton Suhartono