Heboh Balita Berbulu Lebat Tutupi Wajah Bertemu Sultan Malaysia

KUALA LUMPUR, iNews.id -  Seorang balita di Malaysia lahir dengan pertumbuhan rambut berlebihan di wajah dan tubuh. Bayi itu menjadi sorotan warga Malaysia.

Identitasnya yakni Missclyen Roland yang masih berusia dua tahun. Dia bertemu Sultan Abdullah Ahmad Shah dan istrinya, Tunku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah yang sedang kunjungan kerja ke Sarawak dan Sabah, seperti dikutip dari The Strait Times, Senin (18/9/2023).

Baca Juga

Koalisi Pimpinan Arab Saudi Bombardir Yaman, Targetkan Pengiriman Senjata dari UEA

Orang tua Missclyen, Roland Jimbai (49) dan Theresa Guntin (28) mengatakan mereka selalu ingin bertemu keluarga kerajaan.

Roland harus menunggu selama lima jam agar bisa berfoto bersama.

Baca Juga

Lagu Halo-Halo Bandung Dijiplak Malaysia, DJKI: Tak Bisa Ubah Karya Orang Tanpa Izin Pencipta

"Raja mengatakan, 'Jagalah anak ini dengan baik. Dia adalah anak dari surga... berkat dari Tuhan'," kata Roland, yang bekerja sebagai tukang las. 

Ia menambahkan bahwa ia masih tidak bisa berkata-kata atas pertemuan kerajaan tersebut.

Baca Juga

Malaysia Diduga Jiplak Lagu Halo-Halo Bandung, Menko PMK Singgung Hak Cipta

Ayah dari empat anak ini mengatakan bahwa Missclyen, anak bungsunya, didiagnosis menderita hipertrikosis umum bawaan. Sebuah penyakit langka yang ditandai dengan pertumbuhan rambut berlebihan di seluruh tubuh.

Hipertrikosis terkadang disebut sebagai sindrom manusia serigala. Selain itu, ia juga lahir tanpa lubang hidung.

Meskipun kondisi Missclyen yang unik, Roland mengatakan bahwa balita tersebut sehat dan rutin menjalani pemeriksaan medis di Rumah Sakit Bintulu.

Roland mengungkapkan bahwa penampilan anaknya mengakibatkan keluarganya dihadapkan pada stigma dan diskriminasi sosial.

Sebagian orang bahkan menyebutnya sebagai anak hantu yang menyebabkan penderitaan dan stres yang tidak perlu bagi keluarganya. 

Oleh karena itu, ia dan istrinya biasanya menghindari membawa anak mereka ke tempat umum, kecuali untuk kunjungan ke rumah sakit.

"Kami begitu takut dengan apa yang orang akan katakan," katanya.

Editor: Muhammad Fida Ul Haq